Akuntansi Neraca Lajur

BAB 11
NERACA LAJUR-PERUSAHAAN DAGANG

Neraca Saldo dan Penyesuaian
            Ciri utama yang membedakan dengan neraca saldo untuk perusahaan jasa, dalam neraca saldo perusahaan dagang terdapat akun-akun persediaan barang dagangan, akun pembelian, dan akun harga pokok penjualan.
            Akun persediaan barang dagangan menunjukkan nilai persediaan barang yang siap dijual yang dimiliki perusahaan menurut hasil perhitungan fisik barang pada awal periode. Jika perhitungan periode Jika perhitungan Fisik tidak dilakukan maka informasi tersebut dapat diperoleh dari neraca pada akhir tahun lalu yang menjadi saldo awal tahun berjalan. Dalam pengertian perusahaan, juga termasuk persediaan barang yang sedang dititipkan kepada pihak ketiga, atau barang yang sudah dibeli, tetapi sedang dalam perjalanan.
            Akun pembelian menunjukkan jumlah pembelian barang dagangan yang dilakukan perusahaan selama periode akuntansi yang dilaporkan. Kelompok akun pembelian terdiri dari pembelian bruto, retur pembelian, dan potongan pembelian. Akun ini merupakan akun sementara yang digunakan jika perusahaan menyelenggarakan akuntansi persediaan dengan metode fisik, atau periodik.
            Akun pembalian bersaldo normal debet. Akunpotongan pembelian dan retur pembelian masing-masing bersaldo kredit. Dalam perhitungan pembelian bersih kedua akun tersebut menjadi pengurang atas akun pembelian. Akun harga pokok penjualan dalam neraca saldoini masih bersaldo Rp o,-. Jika diinginkan untuk menghemat penulisan maka dalam nerasa saldo akun yang bersaldo Rp o,- tersebut bias juga tidak diperlihatkan.
            Akun-akun lain merupakan akun yang umum diselenggarakan dalam akuntansi perusahaan. Penempatan saldonya pada sisi debet dan sisi kredit tergantung pada saldo menurut buku besar akun yang bersangkutan. Untuk keperluan penyajian informasi keuangan yang bersangkutan. Untuk keperluan penyajian informasi keuangan yang akurat maka perlu diingat bahwa masih ada kemungkinan terdapat akun-akun yang seharusnya dilaporkan, tetapi belum tertulis dalam neraca saldo.karena itu neraca saldo sering juga disebut sebagai neraca percobaan, atau trial balance.
            Hasil penjumlahan saldo debet dan saldo kredit masing-masing sebesar Rp 139.500,-. Saldo buku besar dari tiap siklus transaksi yang diuraikan dalam bab 8 tercermin dalam neraca saldo dalam ilustrasi 11-1 halaman 275.
            Dari neraca saldo tersebut, menurut hasil pemeriksaan fisik dan review dokumen yang relevan ditemukan beberapa data penyesuaian sebagai berikut:
  1. Persedeiaan awal barang dagangan Rp2.500,-.
  2. Pembelian barang dagangan Rp40.000,-.
  3. C. Biaya transport pembelian Rp500,-.
  4. Potongan pembelian Rp500,-.
  5. Retur pembelian Rp 1.000,-.
  6. Hasil perhitungan fisik persediaan supplies toko dan kantor Rp1.350,-.
  7. Biaya penyusutan alat kantor dan took Rp750,-.
  8. Taksiran pajak penghasilan perusahaan Rp1.250,-.
  9. Persediaan akhir barang dagangan Rp3.500,-.
Ilustrasi 11-1
PT MM
NERACA SALDO
PER 31 DESEMBER 2X10
NOMOR AKUN
NAMA AKUN
JUMLAH
D
K
110100
110200
110300
110400
130100
120200
120600
120100
210100
210201
220100
310100
320100
330100
410100
410601
410602
460000
910101
910102
910601
910602
620000
610000
620000
500000
Kas & Setara kas
Piutang Usaha
Persediaan barang dagangan
Supplies kantor & toko
Investasi dalam saham & obligasi
Peralatan kantor & toko
Ak Penyusutan
Tanah
Utang Usaha
Utang PPN
Utang Obligasi
Modal Saham
Saldo Laba
Dividen
Penjualan
Retur dan Cadangan
Potongan penjualan
Pendapatan rental
Pembelian barang dagangan
Transportasi pembelian
Retur dan cadangan pembelian
Potongan pembelian
Beban umum dan kantor
Beban penjualan
Beban bunga
Harga pokok penjualan
7.000

6.500

2.500

1.500

25.500

28.000


6.000
10.000


11.500

1.000

21.500

15.000

3.500
1.000


75.000
1.500

1.000


4.500
40.000

500


1.000

500
5.000

9.000

5.00




TOTAL
139.500
139.500

            Untuk transaksi-transaksi tersebut dapat dibuat analisis dan jurnal penyesuaian sebagai berikut:
  1. a.      Persediaan awal barang dagangan Rp.2.500,-. Penyesuaian ini dimaksudkan untuk menghapus nilai persediaan awal. Dan memindahkan nilainya menjadi tambahan pada harga pokok penjualan.
Persediaan ini merupakan nilai debet saldo buku besar persediaan barang dagangan pada tanggal 1 januari 2×10. Dalam tahun 2×10 persediaan ini dianggap sudah laku terjual. Nilainya dipindahkan dari buku besar persediaan menjadi tambahan nilai harga pokok penjualan pada tahun 2×10.
Dengan metode fisik/ periodic dalam akuntansi persediaan, pemindahan nilai ini tidak terjadi pada saat terjadinya transaksi penjualan sepanjang tahun. Penyelesaian dilakukan sekaligus pada akhir periode kauntansi.
Untuk pemindahan tersebut maka nilai harga pokok penjualan di debet dan nilai persediaan di kredit dengan jumlah Rp. 2.500,-. Aau dengan jumlah sebagai berikut:
Harga Pokok Penjualan……………………………………………………….. Rp. 2.500,-
                        Persediaan……………………………………………………………………. Rp. 2.500,-
Dengan jurnal ini maka nilai persediaan awal menjadi Rp0,-. Nilai harga pokok penjualan bertambah Rp2.500,-
  1. b.      Pembelian barang dagangan Rp40.000,-. Penyesuaian ini dimaksudkan untuk penghapusan nilai pembelian barang dagangan, dan memindahkan nilai pembelian tersebut menjadi nilai harga pokok penjualan.
Pada saat membeli dagangan perusahaan selalu mencatatnya dengan debet pembelian dan kredit uang, atau kas akun pembelian barang dagangan merupakan akun sementara yang tidak termasuk dalam laporan laba rugi, dan juga tidak termasuk dalam neraca dalam penyusunan laporan keuangan. Akun ini normalnya bersaldo debet.
Akun pembelian menunjukkan total harga beli barang dagangan yang dibeli dengan tujuan untuk dijual kembali. Akun pembelian menjadi cikal bakal untuk membentuk akun persediaan untuk menunjukkan nilai barang dagangan yang tersedia di gudang dan harga pokok penjualan untuk nilai persediaan barang yang sudah dijual.
Untuk memudahkan proses akuntansi maka sampai pada tahap ini semua barang yang dibeli dianggap sudah laku terjual. Sehingga nilainya dipindahkan sebagai tambahan atas nilai harga pokok penjualan. Atau dengan jurnal sebagai berikut:
Harga pokok penjualan……………………………………………………….Rp40.000,-
 Pembelian barang dagangan………………………………………………Rp40.000,
Dengan jurnal ini maka nilai pembelian barang dagangan menjadi Rp0,-. Nilai harga pokok penjualan bertambah Rp40.000,-
  1. c.       Biaya transportasi pembelian Rp500,-. Penyesuaian ini dimaksudkan untuk menghapus nilai biaya angkut pembelian.
Nilai biaya transport pembelian selalu melekat pada akun pembelian barang dagangan. Dalam perhitungan harga pokok kedua akun ini selalu digabung menjadi satu dengan nilai pembelian barang dagangan.
Karena mempunyai karakteristik dan mekanisme yang sama dengan pembelian barang dagangan maka pada akhir tahun bersama-sama dengan nilai pembelian, biaya transportasi pembelian juga harus dihapuskan. Penghapusan ini dimaksudkan untuk memindahkan nilai biaya tramsfportasi pembelian menjadi penambah nilai harga pokok penjualan.
Untuk tujuan tersebut maka dapat dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Harga pokok penjualan……………………………………….Rp500,-
            Transportasi pembelian barang dagangan……………………..Rp500,-
Dengan jurnal ini maka nilai biaya transportasi pembelian barang dagangan menjadi Rp0,-. Nilai harga pokok penjualan betambah Rp500,-
  1. d.      Potongan pembelian Rp500,- Penyesuaian ini dimaksudkan untuk menghapuskan nilai potongan penjualan.
Potongan pembelian merupakan akun yang menjadi pengurang atas nilai pembelian. Pengurangan ini disebabkan adanya pengurang pembayaran untuk barang yang sudah dibeli sehingga dalam kenyataannyamengurangi nilai rupiah persediaan barang yang tersedia untuk dijual. Namun demikian, untuk mengetahui kronologis transaksi dan pergerakan dana perusahaan maka potongan pembelian tidak langsung di kredit pada nilai pembelian.
Untuk menampung transaksi potongan pembelian dibuat sebuah akun yang diberi nama potongan pembelian. Akun ini bersaldo normal kredit. Jika bertambah akan dicatat di sebelah kredit dan jika berkurang dicatat di sebelah debet.s
Jurnal penyesuaian potongan dimaksudkan untuk menghapuskan nilai potongan pembelian, dan memindahkan nilainya sebagai pengurang harga pokok penjualan. Dengan demikian, dalam jurnal penyesuaian semua saldo kredit nilai potongan pembelian harus di debet sehingga menjadi nol dalam buku besar.
Penghapusan tersebut dapat dilakukan dengan jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Potongan pembelian barang dagangan……………….Rp500,-
            Harga pokok penjualan……………………………………… Rp500,-
Dengan jumlah ini maka nilai potongan pembelian barang dagangan menjadi Rp0,-. Nilai harga pokok berkurang Rp40.000,-.
Dalam jurnal ini harga pokok penjualan dikurangi saldonya dengan cara di kredit karena pada jurnal nomor b di atas harga pokok penjualan telah di debet sebesar nilai pembelian Rp40.000,-. Kenyataannya diantara buku-buku besar yang diselenggarakan perusahaan terhadap buku besar akun potongan pembelian sebesar Rp500,- yang sebenarnya mengurangi nilai pembelian. Dengan demikian, nilai pembelian dari jurnal b masih mempunyai nilai bruto pembelian. Supaya menjadi bersih maka pembelian harus dikurangi dengan potngan sebesar Rp500,- langsung ke rekening harga pokok penjualan.
Dalam jurnal b total nilai bruto pembelian telah dipindahkan semua ke dalam buku besar harga pokok penjualan sebesar Rp0.000,- Dengan demikian, nilai debet harga pokok penjualan menjadi terlalu besar sehingga harus dikurangi dengan nilai potongan pembelian sebesar Rp500,-
Dengan jurnal ini nilai pembelian yang dibebankan ke harga pokok menjadi sama dengan nilai pembelian bersih, yaitu Rp40.000,-. Rp500,- atau Rp39.500,-

  1. e.       Retur pembelian Rp1.000,-. Penyesuaian ini dimaksudkan untuk menghapus nilai retur pembelian yang ada pada buku besar. Sekaligus memindahkan nilainya ke dalam akun harga pokok penjualan.
Retur pembelian dan potongan pembelian secara bersama-sama menjadi pengurang atas bruto. Pengurangan ini disebabkan adanya pengembalian barang yang sudah dibeli sehingga dalam kenyataannya mengurangi jumlah fisik dan nilai persediaan barang yang tersedia untuk dijual. Retur pembelian bersaldo normal kredit. Jika bertambah dicatat di sebelah kredit dan jika berkurang dicatat di sebelah debet dalam jurnal.
Jurnal penyesuaian retur pembelian dimaksudkan untuk mengurangi nilai harga pokok penjualan yang telah terbentuk dengan jurnal nomor b di atas. Jumlah pembelian Rp40.000,- rupanya masih harus dikurangi dengan retur pembelian Rp1.000,-. Untuk itu maka dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut.
Retur pembelian barang dagangan…………………………….Rp1.000,-
            Harga pokok penjualan……………………………………………….Rp1.000,-
Dengan jurnal ini maka retur pembelian barang dagangan menjadi Rp0,-. Nilai harga pokok penjualan berkurang Rp1.000,-
  1. f.        Hasil perhitungan fisik supplies took dan kantor rp1.350,-. Penyesuaian ini dimaksudkan untuk memperlihatkan saldo persediaan supplies took pada akhir periode.
Dalam buku besar terdapat saldo persediaan sebesar Rp1.500,-. Setelah dihitung fisiknya, ternyata persediaan digudang hanya tersisa Rp1.350,-. Artinya ada pengurangan nilai persediaan akhir supplies sebesar Rp150,-. Pengurangan ini dianggap sebagai biaya supplies dan ddicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Biaya supplies………………………………………….. Rp150,-
            Persediaan supplies…………………………………………..Rp150,-
Dengan jurnal ini maka beban bahan pembantu bertambah Rp150,-. Persediaan supplies berkurang dengan jumlah yang sama.
  1. g.      Biaya penyusutan alat kantor dan took Rp750,-.Penyesuaian ini dimaksudkan untuk memperlihatkan bagian dari nilai aktiva tetap yang dianggap atau ditaksir habis teralokasi dalam menunjang aktivitas operasi perusahaan selama perriode berjalan.
Jurnalnya, penambahan biaya di debet. Penambahan akumulasi di kredit Rp750,- karena biaya ini dianggap sebagai biaya yang baru diketahui adanya.
Beban penyusutan…………………………………………………….Rp750,-
Akumulasi penyusutan……………………………………………………….Rp750,-
Dengan jurnal ini nilai beban penyusutan bertambah Rp750,- dan akumulasi penyusutan juga bertambah dengan jumlah yang sama.
  1. h.      Taksiran pajak penghasilan perusahaan rp1.250,-. Penyesuaian ini dimaksudkan untuk memperlihatkan beban pajak penghasilan badan yang terutang atas laba perrusahaan pada periode berjalan.
Taksiran pajak penghasilan merupakan pengurang atas laba perusahaan, dan diperlakukan sebagai biaya dalam laporan laba rugi. Taksiran pajak penghasilan diperjitungkan berdasarkan undang-undang pajak penghasilan yang berlaku. Disebut taksiran karena penentuan pajak penghasilan dianggap final setelah wajib pajak menerima Surat Ketetapan Pajak(SKP) dari otoritas pelayanan pajak.
Taksiran pajak penghasilan bersaldo normal debet. Jika bertambah dicatat di sebelah debet dan jika berkurang di catat di sebelah kredit dalam jurnal. Akun ini muncul setelah selesai perhitungan laporan laba rugi untuk tujuan fiscal sehingga harus disesuaikan dalam kertas kerja laporan keuangan komersial.
Sebagai biaya yang baru muncul maka dalam jurnal penyesuaian taksiran pajak penghasilan harus dicatat disebelah debet karena bersifat menambah. Sebagai akun lawannya adalah utang pajak karena perhitungan pajak penghasilan menimbulkan pajak penghasilan terutang, atau dengan jurnal:
Taksiran pph badan…………………………………………Rp1.250,-
            Utang pph badan……………………………………………….Rp1.250,-
Dengan jurnal ini maka nilai taksiran pajak penghasilan bertambah Rp1.250,- dan utang pajak juga bertambah dengan jumlah sama. Asumsi tidak ada penyesuaian untuk angsuran pajak-pajak penghasilan badan yang dibayar dimuka.
  1. i.        Persediaan akhir barang dagangan Rp3.500,-. Penyesuaian ini dimaksudkan untuk memunculkan nilai persediaan akhir dalam neraca pada akhir tahun.
Persediaan ini belum ada dalam buku besar manapun neraca saldo tanggal 31 desember 2×10.
Dalam tahun 2×10 persediaan ini dianggap sudah laki terjual. Nilai lainnya termasuk dalam akun pembelian yang berjumlah Rp40.000,- (lihat jurnal b). Ternyata menurut hasil perhitungan barang di gudang masih terdapat barang dagangan dengan nilai Rp3.500,- pada tanggal 31 Desember 2×10. Karena nilai ini sudah termasuk dalam harga pokok pada saat membuat jurnal penyesuaian untuk pembelian maka jumlah tersebut harus dikeluarkan dari buku besar harga pokok penjualan. Nilai ini menjadi tambahan nilai persediaan pada akhir tahun 2×10. Sebelumnya, nilai persediaan akhir ini tidak terdapat dalam buku besar dan neraca saldo sebelum penyesuaian dalam neraca lajur.
Dengan metode fisik/periodic dalam akuntansi persediaan, pemindahan nilai ini tidak dilakukan pada saat terjadinya transaksi penjualan sepanjang tahun. Pemindahnnya dilakukan secara periodic, yaitu hanya pada saat perusahaan mempersiapkan penyusunan laporan keuangan.
Untuk pemindahan tersebut maka nilai harga pokok penjualan di kredit dan nilai persediaan di debet dengan jumlah rp3.500,-. Atau dengan jurnal sebagai berikut:
Persediaan……………………………………………………… Rp3.500,-
            Harga pokok penjualan……………………………………….. rp3.500,-
Dengan jurnal ini maka nilai persediaan akhir menjadi Rp3.500,-. Nilai harga pokok penjualan berkurang Rp3.500,- dari Rp41.500,- setelah penyesuaian a,b,c dan e menjadi Rp38.000,-

NERACA SALDO YANG DISESUAIKAN
Neraca saldo yang disesuaikan digunakan untuk menempatkan hasil penjumlahan dan pengurangan kolom neraca saldo dengan kolom penyesuaian. Penjumlahan dan pengurangan dan pengurangan tersebut dilakukan melalui mekanisme pendebetan dan pengkreditan, atau atau sebaliknya berdasarkan aturan pembuatan jurnal dalam kolom-kolom penyesuaian.
            Akun aktiva dan beban dalam neraca saldo yang disesuaikan selalu bersdaldo normal debet. Jika terdapat penyesuaian di sebelah debat berarti saldo buku besar menurut neraca saldo harus ditambah dengan angka penyesuaian. Jika terdapat penyesuaian di sebelah kredit maka berarti saldo buku besar menurut neraca saldo harus dikurangi. Jika terhadap satu akun terdapat penyesuaian debet dan penyesuaian kredit sekaligus maka berarti akun buku besar dalam neraca saldo harus ditambah dan sekaligus juga dikurangi. Hasil penjumlahan dan pengurangan tersebut tercermin dalam kolom-kolom neraca saldo yang disesuaikan.

Ilustrasi 11-2
PT MM
NERACA LAJUR-PARSIAL
PER 31 DESEMBER 2X10
NOMOR AKUN
NAMA AKUN
NERACA SALDO
PENYESUAIAN
D
K
D
K
110100
Kas & Setara kas
7.000



110200
Piutang Usaha
6.500

  1. 3.500
a. 2500
110300
Persediaan barang dagangan
2.500


f. 150
110400
Supplies kantor & toko
1.500



130100
Investasi dalam saham & obligasi
25.500



120200
Peralatan kantor & took
28.000



120600
Ak Penyusutan

6.000

g. 750
120100
Tanah
10.000



210100
Utang Usaha

11.500


210201
Utang PPN

1.000


220100
Utang Obligasi

21.500


310100
Modal Saham

15.000


320100
Saldo Laba

3.500


330100
Dividen
1.000



410100
Penjualan

75.000


410601
Retur dan Cadangan
1.500



410602
Potongan penjualan
1.000



460000
Pendapatan rental

4.500

b. 40000
910101
Pembelian barang dagangan
40.000


c. 500
910102
Transportasi pembelian
500

e. 1000

910601
Retur dan cadangan pembelian

1.000
d. 500

910602
Potongan pembelian

500


620000
Beban umum dan kantor
5.000



61000
Beban penjualan
9.000



620000
Beban Supplies kantor


f. 150

620000
Beban penyusutan peralatan


g. 750

620000
Beban bunga
500

f.-

700000
Taksiran pajak penghasilan


h. 1.250

210202
Utang pajak penghasilan



h.1.250
500000
Harga pokok penjualan


a. 2500
i.3500




b.40.000
e. 1000




c.500
d. 500


139.500
139.500
50.150
50.150


Ilustrasi 11-3
PT MM
NERACA LAJUR
PER 31 DESEMBER 2X10
NOMOR AKUN
NAMA AKUN
NERACA SALDO
PENYESUAIAN
NS YG DESESUAIKAN
D
K
D
K
D
K
110100
Kas & Setara kas
7000



7000

110200
Piutang Usaha
6500



6500

110300
Persediaan barang dagangan
2500

i.3500
a.2500
3500

110400
Supplies kantor & toko
1500


f.150
1350

130100
Investasi dalam saham & obligasi
25500



25500

120200
Peralatan kantor & toko
28000



28000

120600
Ak Penyusutan

6000

g.750

6750
120100
Tanah
10000



10000

210100
Utang Usaha

11500



11500
210201
Utang PPN

1000



1000
220100
Utang Obligasi

21500



21500
310100
Modal Saham

15000



15000
320100
Saldo Laba

3500



3500
330100
Dividen
1000



1000

410100
Penjualan

75000



75000
410601
Retur dan Cadangan
1500



1500

410602
Potongan penjualan
1000



1000

460000
Pendapatan rental

4500



4500
910101
Pembelian barang dagangan
40000


b.40000


910102
Transportasi pembelian
500


c.500


910601
Retur dan cadangan pembelian

1000
e.1000



910602
Potongan pembelian

500
d.500



620000
Beban umum dan kantor
5000



5000

61000
Beban penjualan
9000



9000

620000
Beban supplies kantor


f.150

150

620000
Beban penyusutan peralatan kantor


g.750

750

620000
Beban bunga
500

f.-



700000
Taksiran pajak penghasilan


h.1250

500

210202
Utang pajak penghasilan



h.1250
1250
1250
500000
Harga pokok penjualan


a.2500
i.3500
38000





b.40000
e.1000






c.500
d.500



TOTAL
139500
139500
50150
50150
140000
140000


BUKU BESAR SETELAH PENYESUAIAN
Setelah membuat jurnal penyesuaian maka masing-masing jurnal tersebut dapat dipindahbukukan ke dalam buku besar yang sesuai. Cara pemindahbukuan ke dalam buku besar yang sesuai. Cara pemindahbukuannya sama dengan proses posting dari jurnal untuk transaksi- transaksi yangh sudah dibahas sebelumnya. Aun debet dalam jual penyesuain dipindahkan pada kolom debet debet ke buku besar yang sesuai. Akun kredit dalm jurnal penyesuian dipindahkan pada kolom debet ke buku besar yangh sesuai.
            Hanya saj tidak semua buku besar terpakai dalam posting untuk jurnal penyesuaian ini. Buku besar yang terpakai hanya yang ada namanya dalam jurnal penyesuaian. Beberapa buku besar yang saldonya mengalami penyesuaian pada akhir tahun.
Saldo buku besar menurut hasil posting ini harus sama dengan saldo neraca saldo yang disesuaikan dalam neraca lajur. Penempatan masin-masin saldo dalam debet dan kolom kredit yang kredit yang sesuai. Sekalipun dalam buku besar ini tidak disediakan keterngan tentang saldo debet atau saldo kredit, hal itu dapat diidentifikasi melalui ketentuan tentang saldo normal masing-masing akun buku besar yang sudah dibahas sejak awal pembuatan jurnal dalam buku ini.
Dalam buku besar tersebut dapat dilihat bahwa setelah jurnal penyesuaian terdapat beberapa buku besar yang menunjukan saldo Rp0,-. Kasus seperti ini terjadi untuk akun-akun pembelian barang dagangan, transfortasi pembelian, retur dan cadangan pembelian, dan akun potongan pembelian.
            Sementara sebagian yang lai, yang semula tidak bersaldo, setelah penyesuaian menjadi bersaldo. Contoh akun ini adalah harga pokok penjualan. Sebelum penyesuaian akun ini saldo Rp0,- Setelah penyesuaian akun-akun beban pajak penghasilan, utang pajak penghasilan, beban supplieskantor, beban bungan, utang bunga, dan beban penyusutan aktiva tetap. Munculnya saldo ini karana untuk akun yang semacam itu diperhitngkan adanya pada saat mempersiapkan penyusutan laporan keuangan akhir periode akuntansi.
KOLOM LABA RUGI
Sesudah menyelesaikan kolom neraca saldo yang disesuaikan maka langkah selanjudnya mennyelesaikan kolom laba rugi. kolom laba rugi dalam neraca lajur untuk perusahaan dagang pada perinsipnya sama dengan kolom laba rugi dalam neraca lajur perusahaan jasa.
sebagai mana posisinya dalam neraca saldo yang disesuaikan, akun harga pokok penjualan dalam kolom laba rugi juga ditempatkan pada sisi dabet.penempatan iini menunjukan bahwa akun harga pokok penjualan meerupakan pengurangan atas akun penjualan dalam peruses perhitungan laba rugi.
kolom dabet dan kredit selanjudnya dijumlahkan dan selisih kolom debet dan kolom kredit menunjukkan laba atau rugi perusahaan periode berjalan.
dalam neraca lajur persial dibawah ini terlihat laba perusahaan sebesar Rp22.350,-laba tersebut berasal dari pengurangan kolom kredit Rp79.500,- dengan kolom debet Rp57.150,-. laba ini selanjudnya dipindahkan menjadi penambahan atas saldo laba dalam kolom kredit saldo laba .
terdapay kolom laba rugi dalam neraca lajur tidak terdapat perbedaan yang disebabkan oleh perbedaan bentuk badan hukum.
KOLOM SALDO LABA
dalam neraca lajur ini diperlihatkan kolom saldo laba. penggunaan kolom ini berkenaan dengan badan hukum MM yang berbentuk perseroan terbatas (PT). dalam perusaan persero terbatas saldo laba tidak dapat digabung menjadi satu dengan eleemen modal saham. saldo laba berasal dari akumulasi laba bersih selama masa operasi perusahaan. modal saham terdiri dari nilai modal pemilik yang tercantum dalam surat saham. modal saham tidak dapat berubah karena pengaruh operasi.
kolom saldo laba dalam neraca lajur dimaksudkan untuk memperlihatkan perubahan saldo laba dari awal tahun sampai akhir tahun, atau priode akutansi yang dilakukan. atau sampai bdengan tanggal pelaporan keuangan pada akhir periode akuntansi yang diperoleh. dalam kolom kredit diperlihatkan saldo laba awal tahun, dan laba yang diperoleh pada tahun yang berjalan. Pada kolom dabet diperlihatkan saldo akun divenden yang menjadi pengaruh atas laba periode berjalan.
KOLOM NERACA
sesudah mennyelesaikan kolom neraca saldo laba maka langkah selanjudnya mennyelesaikan kolom neraca. kolom neraca dalam neraca lajur untuk perusahaan dagang pada perinsipnya sama dengan kolom neraca dalam neraca lajur perusahaan jasa. beberapa perbedaan disini disebabkan dua hal sebagai berikut:
  1. perbedaan karna bentuk badan hukum.perbedaan ini terlihat dalam struktur modal, yang terdiri dari modal saham, dan saldo laba yang selalu disajikan secara terpisah. dalam perusahan perorangan tidak terdapat akun saldo laba
  2. perbedaan karna junis usaha. perbedaan ini tercermin dalam komponen atau elemen neraca yang di dalamnya terdapat akun persediaan barang dagangan.
saldolaba pada akhir tahun 2×10 berjumlah Rp24.850,- pada sisi kredit kolom debet saldo laba. saldo ini dipindahkan menjadi elemen saldo laba akhir tahun pada sisi bkredit dalam kolom neraca. penempatan ini disebabkan akumulasi laba rugi perusahaan selama masa operasinya selalu bersaldo kredit.
NERACA LAJUR PERUSAHAAN YANG RUGI
pada beberapa bagian yang diuraikan sebelumnya telah beberapa kali disebutkan bahwa perusahaan mengalaami rugi jika jumlah biaya dalam satu periode dalam waktu tertentu lebih besar dari jumlah pendaapatannya.
jika sebuah perusahaan menderita rugi maka pengarih kerugian tersebut pada neraca lajur akan mulai terlihat jelas pada kolom laba rugi sampai seterusnya. sebagai ilustrasi, misalkan PT RAKO SASA mengalami kerugian pada tahun 2×10 hasil penjualan berjumlah Rp75.000,-dan biaya-biayanya termassuk harga pokok penjualan seluruhnya berjumlah Rp88.000,-.
Contoh ringkasan neraca lajur tersebut jumlah beban dan harga pokok penjualan pada sisi debet kolom laba rugi bejumlah Rp88.000,-. sementara pendapatannya pada kolom kredit berjumlah Rp75.000,-. pada kolom labarugi selisih hasil penjualan kolom debit dan kolom debit dan kredit sebesar Rp13.000,- ditempatkan pada sisi kraditpenempatan ini merupakan indikasi yang menunjukkan adanya kerugian. pada nomor nama akun yang diberikan nama rugi bersih.
dalam kolom saldo laba tidak terdapat dividen. sekalipun nama akun ini tersedia dalam daftar nama akun, tetapi karna saldonya Rp0,- maka dibiarkan saja menjadi kosong. dengan demikian, saldo awal sampai akhir tahun hannya dihitung dengan cara mengurangkan saldo awal Rp13.500,- dengan rugi priode berjalan Rp13.000,- selisihnya Rp500,- diselesaikan pada sisi debet kolom saldo laba.
IIustrasi
PT RAKO SASA
NERACA LAJUR-PARSIAL
PER 31 DESEMBER 2X10
NOMOR
AKUN
NAMA AKUN
NS YG
DISESUAIKAN
L/R
SALDO LABA
NERACA
D
K
D
K
D
K
D
K
110100
Kas & setara kas
7000





7000

110200
Aktiva lain
38.750





38.750

120600
Ak penyusutan-alat took

6.750





6.750
210100
Utang usaha

11.500





11.500
310100
Utang lain

12.000





12.000
320100
Modal saham

15.000





15.000
330100
Saldo laba

13.500



13.500


410100
Dividen

75.000

75.000




620000
Beban
50.000

50.000





500000
Harga pokok penjualan
38.000

38.000







133.750
133.750
88.000
75.000





Rugi bersih 1/1 s/d 31/12-2×10


0
13.000
13.000




Saldo laba, 31/12-2×10


88.000
88.000
13.000
500
13.5000

45.750
45.250
500

Total




13.500
13.500
45.750
45.750
             

   Dalam kolom neraca saldo laba Rp500,- menjadi pennambahan pada sisi kredit kolom neraca. penempatan seperti ini disebabkan saldo laba Rp500,- menjadi saldo laba yang akan disajikan sebagai elemen ekuilitas dalam neraca.
jika perusahaan menderita rugi yang sangat besar maka perusahaan dapat mengalami deficit saldo laba. misalkan saldo laba tanggal 1 januari 2×10 Rp3.500,- rugi tahun berjalan Rp13.000,- jika demikian maka selisihnya saldo laba 1 januari 2×10 dari kolom kredit pada kolom saldo laba. dengan demekian, hasil penjumlahan sisi debetdan sisi kredit masing-masing menjadi Rp13.000,-.
dalam kolom neraca deficit ini ditempatkan di kolom debet. dalam laporan keuangan, deficit ini tetap disajikan dngan nama saldo laba. namun, dalam proses penjumlahan dia akan menjadi pengurang total ekuitas dan disebut saldo bersaldo debet.
LihatTutupKomentar