Hubungan Antara Psikologi dan Agama

1.      Ilmu Jiwa (Psychology)
Ilmu jiwa itu merupakan salah satu disiplin ilmu-ilmu sosial. Jiwa itu abstrak, tidak dapat dilihat dan tidak dapat dipastikan dimana letaknya didalam anatomi fisik kita. Namun secara konkret tempatnya berada dalam diri kita. Kita tidak tahu adanya jiwa itu kecuali melalui gejala kognitif, afektif, dan psikomotorik atau perilaku yang dipantulkannya. Secara umu psikologi adalah ilmu pengetahuan yang meneliti dan mempelajari tingkah laku dan pengalaman dari organisme manusia tatkala berinteraksi dengan lingkungan. Baik lingkungan diri sendiri, manusia lain, hewan, tumbuhan biota sungai dan laut maupun benda-benda disekitarnya.
2.      Agama (Religion)
Adapun definisi agama menurut Prof.Dr. Harun Nasution, di antaranya:
a.       Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang dipatuhi.
b.      Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.
c.       Mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada diluar diri manusia dan mempengaruhi perbuatan manusia.
d.      Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.
e.       Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari suatu kekuatan gaib.
f.        Pengakuan terhadap adanya kewajiban yang diyakini bersumber pada kekuatan gaib.
g.       Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekutan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
h.       Ajaran yang diwahyukan tuhan kepada manusia melalui seorang rasul.
Prof.Dr. Harun Nasution juga menyampaikan beberapa unsur penting yang terdapat dalam agama, sebagai berikut:
a.       Kekuatan gaib: manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada kekuatan gaib itu sebagai tempat minta tolong.
b.      Keyakinan: manusia berkeyakinan bahwa kesejahteraan di dunia ini dan hidupnya di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik gengan kekuatan gaib yang dimaksud.
c.       Respons yang bersifat emosional dari manusia: respon itu bisa mengambil bentuk perasaan takut, seperti yang terdapat dalam agama yang premitif, atau persaan cinta seperti yang terdapat dalam agama monoteisme.
d.      Kudus dan suci: paham adanya yang kudus (sacred) dan suci, dalam bentuk kekuatan gaib, dalam bentuk kitab yang mengandung ajaran agama bersangkutan dan dalam bentuk tempat tertentu.
Agama berarti suatu ajaran yang mengandung aturan,hukum, kaidah, historis, i’tibar serta pengetahuan tantang alam, manusia, roh, tuhan, dan metafisika (dengan kata lain tentang natural dan super natural atau alam riil dan gaib) baik yang datang atau sumbernya dari manusia ataupun dari tuhan yang diperuhan oleh manusia tertentu atau masyarakat manusia dilingkungan yang terbatas maupun yang lebih luas.
3.      Ilmu Jiwa Agama (The Psychology of religion)
Ilmu jiwa agama dalah ilmu pengetahuan yang membahas pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang ketika berinteraksi dengan lingkungannya sehubungan atas keyakinan terhadap ajaran agama yang dianutnya. Untuk lebih jelasnya apa saja ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai berikut:
a.       Pengetahuan (kognitif), meliputi segala ragam dan jaringan sistem alam empiris dan non-empiris yang trsusun dalam file serta fungsi otak dan jiwa manusia (pikiran,perasaan,pemahaman, pengenalan, pertimbangan, sosial, insting/kemauan mencari tuhan/agama, insting/kemauan memenuhi kebutuhan biologi, fantasi, mencipta/berkreasi “inovasi”, berprestasi, harga diri, kata hati, dan pengambilan keputusan).
b.      Sikap (Attitude), meliputi penentuan prinsip-prinsip diri (fisik, mental, sosial, dan spiritual) berdasarkan berbagai pertimbangan atas pertemuan pengetahuan empiris dan non-empiris tersebut.
c.       Prilaku (behavior) adalah pelahiran aktivitas jiwa raga sesuai keputusan yang digariskan oleh sika. Dengan catatan, tingkah laku yang  ditampilkan tidak selalu sesuai dengan isi sikap jiwa. Apa yang ditanyakan oleh jiwa raga merupakan perbuatan yang terbuka untuk diketahui orang lain.
d.      Lingkungan, meliputi alam goib (ketuhanan, pesuruh/utusan, dan wilayahnya), alam realitas/empiris (diri sendiri,manusia lain, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan benda).

e.       Agama adalah ajaran yang menyatakan hubungan alam, manusia dengan kekuatan goib dalam kaitannya dengan keabadian hidup.
LihatTutupKomentar