TEKNIK PENULISAN MAKALAH / PRASARAN SEMINAR

I. PENDAHULUAN


Tulisan pada dasarnya adalah salah satu sarana komonikasi yang dipergunaknan orang untuk menyampaikan berita, gagasan , dan informasi lain. Pada dasarnya tulisan ada yang dikategorikan sebagai karya ilmiah dan non-ilmiah yang lebih didasarkan atas berbagai macam pertanggung jawaban ilmiahnya. Karya ilmiah adalah karya yang memenuhi berbagai persyaratan dan pertanggung jawaban ilmiahnya, sedangkan karya non-ilmiah adalah karya yang belum memenuhi persyaratan-persyaratan ilmiah. Dan kedua karya tersebut mempunyai tujuan yang hampir sama yaitu memberikan informasi kepada pembaca.


Persyaratan karya ilmiah terletak pada kaidah-kaidah yang digunakan dalam penyusunannya, yang menggunakan metode ilmiah, bahasa baku, tata tulis ilmiah, dan prinsip-prinsip keilmuan lain. Diantara kategori karya ilmiah adalah : makalah, artikel ilmiah, laporan penelitian, serta penelitian untuk memenuhi tugas-tugas kuliah seperti skripsi, tesis, disertasi. Makalah ada kalanya makalah kerja dan makalah tugas, makalah karja mengkaji suatu masalah secara sistematis, jelas dan logis, sedangkan makalah tugas berupa makalah untuk memenuhi tugas perkuliahan, makalah untuk seminar, dan makalah yang berisis tentang pembahasan persoalan ilmiah secara kurang mendalam.


Kedudukan karya tulis ilmiah di perguruan tinggi sangat penting dan merupakan bagian dari tuntutan formal akademik yang harus dipenuhi untuk memenuhi berbagai tugas perkuliahan. Melalui karya tulis ilmiah,secara tidak langsung mahasiswa mengungkapakan fikirannya secara sistematis, sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan, dengan mengacu pada kepustakaan dan berbagai dokumen yang relevan. Sehingga karya tulis ilmiah dapat dikatalan sebagai wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis maupun nilai-nilai teoritis hasil pengkajian dan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa guna memenuhi tugas perkuliahan serta untuk memperkaya khasanah keilmuannya.


Dalam hal ini pemakalah tidak menjelaskan secara keseluruhan mengenai karya tulis ilmiah yang mempunyai berbagai macam bentuk, namun pada kesempatan kali ini pamakalah hanya menjelaskan mengenai bagaimana teknik penulisan makalah. Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana teknik penulisan makalah, perhatikan uraian dibawah ini.


II. RUMUSAN MASALAH.


A. Apakah yang dimaksud makalah / prasaran seminar?


B. Apa tujuan penulisan makalah / prasaran seminar?


C. Apa saja ruang lingkup makalah / prasaran seminar?


D. Bagaimanakah langkah-langkah penyusunan makalah / prasaran seminar?



III. PEMBAHASAN


A. Pengertian makalah / prasaran seminar


Makalah adalah karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan. Makalah merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan.[1]


Sebelum menulis karya tulis ilmiah yang termasuk didalamnya adalah makalah, terlebih dulu kita harus memahami teori-teori ilmiah, konsep ilmiah, prosedur penelitian ilmiah dan berpikir secara ilmiah. Hal ini sangat penting agar karya ilmiah itu benar-benar sesuai dengan alur penulisan karangan ilmiah, sehingga dapat dibaca dan dipahami. Selain itu materi karya ilmiah harus sesuai dengan kenyataan yang ada, sehingga dapat terukur kebenarannya.


Karya ilmiah seperti makalah harus ditulis dengan jujur sesuai data yang ada tanpa ditambah atau dikurangi, dan tidak hanya sekedar menulis saja. Jika ketidak jelasan data dalam penulisan karya tulis ilmiah maka harus meminta penjelasan atau mencari kebenaran dari data tersebut.


Tulisan karya ilmiah harus sesuai dengan data bahasa yang benar, bukan dengan tata bahasa yang baik. Karena istilah baik dalam tata bahasa, belum tentu benar dalam konteks pemikiran ilmiah. Karya tulis ilmiah bebas memaparkan kenyataan-kenyataan atau kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data lapangan, tanpa terikat atau tekanan faham-faham lainnya.[2]


Disamping itu karya tulis seperti makalah mempunyai beberapa karakteristik. Diantara karakteristik malalah adalah sebagai berikut[3] :


a. merupakan hasil kajian literatur dan atau laporan pelaksanaan suatu kegiatan lapangan yang sesuai dengan cakupan permasalahan suatu perkuliahan.


b. mendemontrasikan pemahaman mahasiswa tentang permasalahan teoristik yang dikaji atau kemampuan mahasiswa dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip atau teori yang berhubungan dengan perkuliahan.


c. menunjukkan kemampuan terhadap isi dari berbagai sumber yang digunakan.


d. mendemontrasikan kemampuan meramu berbagai sumber informasi dalam suatu kesatuan sintesis yang utuh.


Sebelum membahas mengenai makalah atau yang sering disebut sebagai prasaran seminar, alangkah baiknya kita mengetahui macam atau jenis makalah. Diantara jenis makalah ada 2 (dua) jenis malakah yang berlaku di perguruan tinggi, pertama makalah biasa (ordinary paper),dan kedua makalah posisi (position paper). Makalah biasa (ordinary paper) dibuat mahasiswa unntuk menunjukkan pemahamannya terhadap permasalahan yang dibahas. Dalam makalah ini secara deskriptif, mahasiswa diperkenankan mengemukakan berbagai aliran atau pandangan yang ada tentang makalah yang dikaji. Ia juga boleh memberikan pendapat baik berupa kritik atau saran mengenai aliran atau pendapat yang dikemukakan. Tetapi dia tidak perlu memihak salah satu aliran atau pendapat tersebut. Dengan demikian dia tidak perlu berargumentasi mempertahankan pendapat tersebut.[4]


Mahasiswa dapat pula diminta membuat makalah untuk menunjukan posisi teoritiknya dalam suatu kajian. Untuk makalah jenis ini mahasiswa diminta tidak saja menunjukkan penguasaan pengetahuan tertentu tapi juga dipersyaratkan untuk menunjukkan di fihak mana ia berdiri. Makalah yang demikian dinamakan makalah posisi (position paper). Untuk dapat membuat makalah posisi, mahasiswa harus membaca berbagai sumber dari berbagai aliran tentang topik yang sedang dibahas. Dari bahasan tersebut mungkin saja mahasiswa tadi memihak salah satu aliran yang ada tetapi mungkin pula dia membuat suatu sintesis dari berbagai pendapat yang ada. Jadi kemampuan analisis, sintesis dan evaluasi merupakan kemampuan mutlak yang harus dikuasai mahasisw. Dengan kemampuan-kemampuan ini suatu makalah posisi dapat dihasilkan.[5]



B. Tujuan penulisan makalah / prasaran seminar


Membuat karya tulis ilmiah seperti makalah merupakan suatu keharusan bagi setiap mahasiswa di perguruan tinggi. Banyak mahasiswa mendapat kegagalan studi karena kurang memahami dasar-dasar pembuatan tulisan ilmiah, atau karena tidak mengindahkan dasar-dasar tesebut. Belajar menulis laporan ilmiah setidaknya memberi faedah atau manfaat diantaranya :


1. Melatih seseorang untuk menyusun hasil pemikiran dan hasil penyelidikannya menurut cara-cara yang lazim dipergunakan oleh sarjana-sarjana di dalam dunia ilmu pengetahuan.


2. Memberi kesempatan kepada setiap orang untuk dapat mengikuti uraian dan data-data yang dikemukakan dalam laporan ilmiah tersebut.[6]


3. Sebagai sarana penyampaian ide.


4. Melatih seseorang dalam menulis untuk mengetahui sejauhmana kemampuannya.


5. Menyelesaikan tugas perkuliahan yang diberikan dosen.



C. Ruang lingkup makalah / prasaran seminar.


Ruang lingkup atau sejenis sistematika yang terdapat dalam karya ilmiah khususnya makalah harus sesuai dengan format penulisan yang standar dengan LIPI (lembaga ilmu pengetahuan Indonesia). Dalam penulisan karya ilmiah atau ruang lingkup yang terdapat dalam karya ilmiah harus berdasarkan kegiatan ilmiah yaitu :


1. Halaman sampul dan halaman judul


Isi halaman judul sama dengan halaman sampul, terdiri dari :


a. Judul karya tulis


b. Nama penulis


c. Nama jurusan (kecuali tesis dan disertasi), fakultas dan institut.


d. Tahun penyelesaian karya tulis.


2. Pendahuluan


Dibagian ini dikemukakanm persoalan yang akan dibahas, (latar belakang masalah, masalah, prosedur pemecahan masalah, dan sistematika uraian)


a. Latar belakang masalah.[7]


Berisi uraian secara singkat, jelas dan logis dari suatu kegiatan ilmiah, untuk menjelaskan alasan-alasan teoritik serta faktual, mengapa permasalahan tersebut perlu dijawab melalui kegiatan penelitian.


Yang dimaksud dengan alasan teoritik adalah ,penjelasan secara konseptual aspek teori dari masalah penelitian, apakah masih urgen dan relevan, serta untuk mengetahui sejauh mana penelitian yang akan dilakukan itu memberi pilihan jawaban atau pemecahan terhadap masalah penelitian.


Alasan faktual adalah alasan yang mencakup dukungan data, informasi, dan fenomena, yang memperkuat adanya suatu kesimpulan bahwa masalah penelitian tersebut, sangat fleksibel serta berbobot untuk diteliti.


b. Masalah atau latar belakang masalah[8]


Adalah pernyataan kritis atau argumentasi yang fleksibel yang diambil intinya dari pernyataan atau statement umum dari masalah penelitian , sebagaimana tercantum dalam latar belakang masalah. Rumusan masalah selalu dibuat dalam bentuk pertanyaan yang dapat dioperasionalkan dalam suatu penelitian.



c. Prosedur pemecahan masalah atau bisa disebut sebagai tujuan penelitian.[9]


Adalah uraian ringkas serta jelas tentang tujuan apa yang hendak dicapai dalam penelitian tersebut. Untuk membuat tujuan penelitian yang lebih mudah dan terarah, dapat dikaitkan dengan kontent serta konteks tujuan dengan permasalahan penelitian. Misalnya, masalah penelitian adalah “sejauhmana masyarakat memahami arti demokrasi di era reformasi ini”, maka tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui sejauhmana masyarakat memahami arti demokrasi saat ini.


3. Isi


Mendemonstrasikan kemampuannya dalam menjawab masalah yang diajukan. Bagian isi ini boleh saja terdiri atas lebih dari satu bagian.


4. Kesimpulan


Bagian ini merupakan kesimpulan dan bukan ringkasan isi. Kesimpulan adalah makna yang diberiakan penulis terhadap hasil diskusi / uraian yang telah dilakukannya dalam bagian isi. Dalam mengambil kesimpulan tersebut penulis makalah tentu saja harus kembali ke permasalahan yang diajukan dalam pendahuluan.[10]


5. Penutup


Dalam penutup berisi tentang kesimpulan dan saran yang pada dasarnya merupakan panegasan inti makalah yang dirumuskan dengan jelas, singkat, dan tegas.


6. Daftar pustaka


Semua sumber kepustakaan, baik berupa ensiklopedi, buku-buku, majalah, atau surat kabar perlu disusun dalam daftar khusus yang diletakkan pada akhir karangan. Apabila diantara sumber-sumber kepustakaan itu ada yang bertulisan selain huruf latin, di tulis dengan trasliterasinya. Untuk karya tulis berbahasa arab, daftar pustaka yang berhuruf selain arab, ditulis dengan huruf latin.[11]



Cara pengetikan dalam karya tulis sangat berbeda dengan artikel, dalam pengetikan karya ilmiah harus disusun secara sistematis seperti pemilihan jenis huruf, spasi, baris, batas tepi, alenia baru, permulaan kalimat, judul, sub judul, bilangan dan satuan harus ditata, sehingga mudan dah dibaca.


Beberapa ketentuan untuk pengetikan karya imiah adalah sebagai berikut[12]:


A. ) Bahan dan ukuran.


a. Bahan yang digunakan untuk pengetikan karya ilmiah adalah kertas HVS 80 gram untuk isi, dan kundruks atau buffalo untuk sanpul (cover)


b. Ukuran kertas untuk pengetikan karya ilmiah umumnya menggunakan kuarto atau letter (279,4 x 215,9) mm, digunakan hanya satu muka (tidak bolak-balik). Posisi kertas vertikal (taal), kecuali untuk pengetikan table bisa digunakan horizontal (wide)


c. Jenis huruf (font), pdada dunia modern seperti sekarang ini, penulisan karya tulis ilmiah tidak lagi pantas menggunakan mesin tik biasa ( manual ). Pengetikan harus memakai computer , atau paling tidak di cetak untuk pengetikana dengan computer huruf yang di gunakan harus norma yang sering di gunakan secara umum, yaitu time, time new romans =, aatau arial. Jangan menggunakan huruf aneh yang pada akhirnya menyulitkan para pembaca.


d. Ukuran huruf ( size ) pilih yang standart pada. Pada program word start gunakan ukuran ( size ) 10 poin. Untuk program lainnya misalnya, chiwriter, amipro, Microsoft word dan page maker mrnggunakan ukuran 12 poin. Jenis huruf ( font ) maupun ukuran ( size ) harus di pakai unuk pengetikan keseluruhan naskah.



B. ) Cara pengetikan


Pengetikan karya ilmiyah yang termasuk di dalamnya adalah makalah mempunyai cara tersendiri antara lain sebagai berikut[13] :


1) Pengetikan bilangan dan satuan


harus di tulis dengan angka. Kecuali pada permulaan kalimat


2) Sepasi baris


Sepasi atau jarak antara 2 baris di buat dengan spasi ganda atau 2 spasi. Kecuali untuk kutipan langsung yang melebihi 2 baris. Judul dan table yang melebihi 2 baris, pengetikannya dengan spasi tunggal atau 1 spasi


3) Batas tepi


Batas-batas pengetikan di ukur dari tepi kertas. Ukurannya sbg, batas atas ( top ) 40 mm, bawah ( bottom ) 30 mm, sisi kiri ( left ) 40 mm, dan kanan ( right ) 30 mm


4) Alenia baru


Penulisan alenia baru pada karya tulis ilmiyah di ukur dari sisi kiri batas garis kertas dengan masuk sampai 5 digit atau ketikan. Jadi huruf pertama pada alenia baru adalah pada ketikan ke-enam.


5) Pengisian ruangan


Pada prinsipnya ruangan yang tersedia pada lembar kertas yang sudah di beri garis batas halaman, yaitu bagian atas, bagian kiri dan kanan, harus di isi penuh dengan naskah karya ilmiyah. Jangan sampai ada ruangan yang kosong. Kecuali untuk daftar table atau gambar.


6) Judul, sub judul, dan anak judul


a ) judul karya ilmiah harus di tulis dengan huruf besar ( capital ) semua, ukuran huruf di pilih dan di atur sedemikian rupa, agar simetris dengan ukuran kertas yang di gunakan. Pada akhir kalimmat judul tidak perlu di beri titik


b ) sub judul


Penulisan sub judul menggunakan huruf yang sama dengan judul, tetapi ukurannya lebih kecil. Penempatan sub judul berada di bawah judul tanpa di beri garis. Sama seperti judul pada akhir kalimat sub judul, tidak perlu di beri titik


c) anak judul


Anak judul pada umumnya berada pada bagian dalam ( isi naskah ). Penulisannya di mulai dari garis batas tepi sisi kiri dan di beri garis bawah. Anak judul menggunakan huruf biasa bukan huruf besar ( capital ), kecuali huruf pertama pada anak judul.


D. Langkah-langkah penyusunan makalah / prasaran seminar.


Setelah mengetahui apa makalah itu, bagaimana sistematika penyusunannya atau ruang lingkupnya, maka dengan mudah kita dapat menyusun makalah atau prasaran seminar namun sebelum menyusun makalah kita harus mengetahui dan mempelajari serta mennalisa topic yang akan dibahas, mengumpulkan berbagai data atau bahan materi yang akan dibuat dalam makalah tersebut dan dalam membuat makalah harus menggunakan tata cara bahasa yang benar, singkat, padat dan jelas sehingga mudah dipahami oleh para pembaca.


Dan sebelum menyusun makalah maka kita harus mengetahui berbagai cara seperti cara mengutip uraian dalan sebuah buku, majalah dan berbagai sumber lainnya, berikut cara menulis kutipan diantaranya :


Cara menulis kutipan


1. Kutipan langsung


Kutipan adalah kutipan dengan mengambil pendapat oran lain dalam suatu karya ilmiyah yang di ambil persis seperti aslinya.[14] Kutipan langsung di bagi menjadi dua yaitu kutipan langsung panjang dan kutipan langsung pendek.


a ) kutipan langsung panjang adalah kutipan yang panjangya lebih dari tiga baris, cara penulisan kutipan langsung panjang adalah sebagai berikut[15] :


1.1 Kutipan langsung panjang tidak di masukan kedalam rangkaian oparagraf induk, melainkan di letakkan terpisah di bawah paragraph induk


1.2 Kutipan di tulis nmasuk kedalam teks kirang lebih 4-5 ketukan


1.3 Teks kutipan di tulis dengan jarak atau spasi kepala paragraf teks kutipan di tulis tiga ketukan masuk dari garis baru.


b ) kutipan langsung pendek adalah kutipan langsung yang panjangnya tidak lebih dari tiga baris. Tata cara penulisan kutipan langsung pendek adalah sebagai berikut[16]:


1.1 Kutipan di integrasikan dengan paragraf induk


1.2 Baris kutipan di awali dan di akhiri dengan tanda petik


2. Kutipan tidak langsung


Kutipan tidak langsung adalah kutipan dengan menganbil ide atau pendapat or cara mengutip seang lain untuk menguatkan pendapat penulis dengan menggunakan bahasa penulis. Jadi, penulis hanya mengambil ide dan gagasan orang lain, tanpa mengambil redaksi tulisan dari sebuah buku yang dikutip.[17]


Cara tidak langsung berada dari cara mengutip langsung. Langkah-langkah mengutip secara tidak langsung adalah sebagai berikut[18] :


1.1 Di integrasikan kedalam teks.


1.2 Jarak antara baris dua spasi(atau satu setengah spasi, tergantung dari ketentuan masing-masing perguruan tinggi dalam penulisan skripsi’ tensis atau makalah)


1.3 Kutipan tidak di apit tanda kutip


1.4 Di akhiri dengan sumber kutipan


Cara Menulis Daftar Pustaka


Daftar pustaka merupakan daftar yang berisi buku, majalah, artikel, atau bahan lainya yang dikutip oleh penulis secara lasung maupun tidak langsung. Melalui daftar pustaka pembaca dapat mengetahui keseluruhan sumber-sumber yang digunakan dalam karya ilmiah yang di bacanya, sekaligus dapat menduka kualitas penbahasan dalam karya ilmiah yang di baca.


a) Unsur-unsur yang di tulis dalam daftar pustaka


Unsur-unsur yang harus di tulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi [19]:


1. Nama pengarang


2. Tahun penerbitan


3. Judul karya


4. Kota tempat penerbitan


5. Nama penerbit


Dan diantara Ketentuan umum yang di tulis mengenai unsur-unsur daftar pustaka sebagai berikut :


1.a) Nama pengarang


- Gelar kebangsawanan, nama keagamaan, nama marga yang mendahului nama diri, penulisan nama-nama tersebut dalam daftar pustaka di balik mengikuti nama diri dan dipisahkan dengan tanda koma


Misalnya:


Gorys keraf


Penulisan menjadi


Keraf, Gorys.


- Buku yang ditulis oleh dua orang keduanya di tulis dalam daftar pustaka, tetapi hanya nama pengarang pertama yang dikenai aturan pembalikan nama.


Misalnya:


Henry Guntur Tarigan dan Jago Tarigan


Penulisannya menjadi


Tarigan, Henry Guntur dan Jago Taringan


- Buku yang ditulis oleh lebih dari dua orang, penulisan nama dalam daftar pustaka hanya nama pertama dan dikenai aturan pengembalikan nama, serta diberi tambahan (dkk.) di belakang nama.


Misalnya :


Pranowo


Sunarti


Siti rochmiati


Penulisannya menjadi


Pranowo,dkk.


- Nama yang berkedudukan sebagai editor atau penerjema, penulisannya dikenai semua aturan di atas dan dibelakang nama ditambah kata (ed.) bila editornya satu orang dan (ads.) bila editornya lebih dari satu orang dan (pen.) bila penerjemah.


Misalnya :


Teun A. Van Dijk


Penulisannya menjadi


Van Dijk, Teun A. (ed.)


- Bila karya tidak ada nama pengarangnya, letak penulisan nama diduduki oleh kata pertama judul karya.


Misalnya :


Undang-Undang Republik Indonesia No.2 Th. 1989 tentang Sistem pendidikan Nasional. 1990. Jakarta : PT Armas Duta


Jaya.


b) Cara penulisan catatan kaki.


Penulisan catatan kaki dilakukan dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang umum berlaku sesuai instasi pendidikan, karena pada dasarnya setiap perguruan tinggi itu mempunyai berbagai ketentuan tersendiri mengenai sistematika penulisan karya ilmiah yang termasuk didalamnya adalah catatan kaki, meskipun demikian, secara umum unsur yang ada didalamnya tetap sama,. Unsur-unsurcatatan kaki antara lain[20] :


1. Nama penulis


2. Judul buku


3. Kota terbit


4. Nama penerbit


5. Tahun terbit, dan


6. Halaman yang dikutip.


Ketika seorang penulis memilih salah satu model catatan kaki, ia harus memberlakukannya secara konsisten dari awal sampai akhir tulisan, dan tidak boleh jika dalam penulisan atau penempatan catatan kaki tersebut dibolak-balik atau tidak sesuai dengan catatan yang ada sebelunya.


Ketentuan-ketentuan penulisan catatan kaki tersebut adalah :


a. Catatan kaki yang menyebutkan sumber pertama kali, ditulis secara lengkap.


Penulisan nama pengarang dalam catatan kaki dilakukan secara urut, yaitu nama depan baru kemudian nama belakang. Penulisan nama tidak perlu disertai gelar. Halaman dapat ditulis dengan hlm. ; hal.; atau tanpa singkatan halaman.


b. Catatan kaki yang mengutip sumber yang telah dikutip sebalumnya tanpa disela oleh sumber lain digantin dengan ibid lalu diikuti nomor halaman yang dirujuk.


Kalau halaman yang dikutip sama dengan halaman halaman yang dikutip sebelumnya cukup ditulis dengan ibid.


c. Catatan kaki yang mengutip sama dengan halaman yang dikutip sebelumnya, setelah disela oleh sumber lain, serta nama pengarangnya ditulis kemudian di ikuti kata op.cit serta halaman yang dikutip.


Dalam menulis catatan kaki atau footnote tidak perlu ditulis selengkap-lengkapnya. Jika suatu sumber sudah pernah dituliskan sebelumnya dengan lengkap, maka footnote tersebut dapat disingkat dengan menggunakan singkatan misalnya[21] :


1. Ibid, adalah kependekan dari ibidem artinya, pada tempat yang sama. Ibid dipakai jika suatu kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang dituliskan pada lembar sebelumnya.


2. Op.cit. merupakan kependekan dari opera citato artinya, dalam karangan yang pernah disebut sebelumnya. Op.cit digunakan untuk merujuk pada karangan atau buku yang telah dituliskan sebelumnya dengan lengkap pada halaman lai, serta sudah diselingi dengan sumber-sumber lain. Jadi yang dituliskan : nama panulis, op.cit. (diberi garis bawah) sert nomor halaman. Jika dari seorang pengarang yang menyeut dua buku atau labih, maka perlu ditambah dengan nama buku tersebut.


3. Loc.cit., adalah kependekan dari Loco Citato, yang berarti pada tempat yang telah disebutkan. Kagunaan log.cit. adalah untuk menunjuk pada halaman yang sama dari sumber yang sudah dituliskan sebelumnya. Yang dituliskan adalah nama akhir pengarang, log.cit. (digaris bawahi), nomor halaman tidak usah ditulis kembali karena dengan sendirinya sama dengan halaman buku yang telah dituliskan sebelumnya.


Contoh pemakaian ibid, op.cit., log.cit.:


Rakhmad, jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Remaja Karya, Bandung,1984, hal : 197.


Ibid, hal 29 (bararti sama dengan buku yang disebut sebelumnya)


Tilaar, Martha, Wanita Dalam Iklan, Kumpulan Makalah Seminar Wanita dalam Media Massa, hal. 97, SCTV, Jakarta, 1992.


Laksono karlina, loc.cit., hal. 23.



IV. KESIMPULAN


Karya tulis memiliki berbagai macam jenis diantaranya adalah makalah. Makalah adalah karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan. Makalah merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan.


Dan dalam penulisan makalah itu sendiri terdapat berbagai macam tujuan seperti :


a. Melatih seseorang untuk menyusun hasil pemikiran dan hasil penyelidikannya menurut cara-cara yang lazim dipergunakan oleh sarjana-sarjana di dalam dunia ilmu pengetahuan.


b. Memberi kesempatan kepada setiap orang untuk dapat mengikuti uraian dan data-data yang dikemukakan dalam laporan ilmiah tersebut.


c. Sebagai sarana penyanpaian ide.


d. Melatih seseorang dalam menulis untuk mengetahui sejauhmana kemampuannya.


e. Menyelesaikan tugas perkuliahan yang diberikan dosen.


Serta sebuah karya makalah memiliki ruang lingkup yang terdapat dalam karya ilmiah yang harus sesuai kegiatan ilmiah yaitu :


1. Halaman sampul dan halaman judul


Isi halaman judul sama dengan halaman sampul, terdiri dari :


a. Judul karya tulis


b. Nama penulis


c. Nama jurusan (kecuali tesis dan disertasi), fakultas dan institut.


d. Tahun penyelesaian karya tulis.


2. Pendahuluan


3. Isi


4. Kesimpulan


5. Penutup


6. Daftar pustaka.


Mengenai hal-hal dalam penyusunan makalah harus disusun sesuai dengan cara yang telah ditentukan dan harus secara sistematis, menggunakan bahasa yang simple, sehingga mudah difahami dan dimengerti. Selain itu dalam membuat makalah juga mempunyai berbagai cara-cara dalam pengetikan maupun cara dalam pengutipan di buku, majalah maupun sumber-sumber lainnya yang di jadikan referensi.


Sebagaimana uraian yang ada, dalam penguraian terdapat macam dan cara seperti dalam kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung baik yang kutipannya pendek maupun panjang telah memiliki cara-cara tersendiri. Selain pengutipan juga terdapat bagaimana sistematika dalam penulisan catatan kaki yang menpunyai ketentuan, sebagaimana jika catatan kaki itu pada awalan maka harus ditulis secara lengkap (sesuai kaidah yang berlaku) yang dipakai pada suatu instasi lembaga pendidikan dimana karya itu diciptakan.



V. PENUTUP


Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan, tentu masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan makalah ini, karena kami menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah. Untuk itu kritik serta saran yang membangun sangat kami harapkan, demi kelengkapan makalah ini. Terima kasih…….






DAFTAR PUSTAKA



Azra, Azyumardi, Abuddin Nata, M. Suprapta, dkk. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis Dan Disertasi, Jakarta : IAIN Jakarta Press, 2000.


Djuharie, Setiawan O, Pedoman Penulisan Sripsi, Tesis, Disertasi, Bandung : Yrama Widya, 2001.


Djuharie, Setiawan O, Suherli, Panduan Membuat Karya Tulis, Bandung : Yrama Widya, 2001.


Djuroto, Totok, bambang, Suprijadi, Menulis Artikel Dan Karya Ilmiah, Bandung : PT. Remaja 4Rosdakarya, 2009.


Pranowo, Sunarti, dkk,, Teknik Menulis Makalah Seminar, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2001.


Rumaningsih, Endang, Cermat Dan Terampil Berbahasa Indonesia, Semarang : Rasail Media Group, 2012.

Surakhmad, Winarno, Paper Skripsi Thesis Disertasi, Bandung : Tarsito, 1974


[1] O. Setiawan Djuharie, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Dan Disertasi, (Bandung : Yrama Widya, 2001), hlm.11


[2] Totok Djuroto, Suprijadi Bambang, Menulis Artikel Dan Karya Ilmiah, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm.53-54


[3] O. Setiawan Djuharie, Suherli, Panduan Membuat Karya Tulis, (Bandung : Yrama Widya, 2001), hlm.68


[4] O.Setiawan Djuhairie, Op.cit, hlm. 12


[5] ibid,


[6] Winarno Surakhmad, Paper Skripsi Thesis Disertasi, (Bandung : Tarsito, 1974, cet.3), hlm.9


[7] Totok Djuroto, Suprijadi Bambang, Op.cit., hlm. 58


[8] Ibid,


[9] Ibid,


[10] O. Setiawan Djuharie, Op.cit.,hlm. 70


[11] Azyumardi Azra, Nata Abuddin, Suparta, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis Dan Disertasi, (Jakarta : IAIN Jakarta Press, 2000), hlm. 15


[12] Totok Djuroto, Suprijadi Bambang, Loc. Cit., hlm. 65


[13] Ibid, hlm. 66-68


[14] Pranowo, dkk, Teknik Menulis Makalah Seminar, (Yogyakarta : Pustaka pelajar, 2001), hlm. 56


[15] Endang Rumaningsih, Cermat Dan Terampil Berbahasa Indonesia, (Semarang : Rasail Media group, 2012), hlm. 246


[16] Ibid, hlm.247-248


[17] ibid,


[18] Ibid,


[19] Pranowo, dkk, Op. Cit, hlm. 62


[20] Endang Rumaningsih, Op.Cit., hlm. 253.


[21] Totok Djuroto, Suprijadi Bambang, loc.cit., hlm. 78.



LihatTutupKomentar