Runtutan Periode Filsafat

MAKALAH  FILSAFAT UMUM
PERIODESASI FILSAFAT KLASIK
Di susun oleh :
Kelompok 1
  1. Agus Candra Yansa 1632900004
  2. Anna Isnaini 1642900023
  3. Arta Sugianto 1632900024
  4. Balqis Pratiwi 1652900027
  5. Candra Wijaya 1632900026
  6. Dina Afrilia 1632900033
  7. Ahsan Solehan 1642900007
  8. Bahkti Alfarezi 1642900023
  9. Aditya Rukmaya 1642900003
Dosen Pembimbing:
Saleh Bina M.Pd.I
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2016

PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
Filsafat Yunani klasik merupakan awal dari permulaan pemikiran filsafat atau pembahasan masalah filsafat secara spekulatif rasional, dan tidak irrasional dogmatis. Filsafat Yunani klasik juga merupakan ilustrasi pemikiran dan pembahasan masalah filsafat secara  sistematis dan lengkap dan juga berlaku samapai sekarang.
Sejarah fisafat dipelajari dengan tujuan agar diperoleh apa yang menjadi masalah pokok filsafat dan sejarah perkembangan pemikiran filsafat.Mempelajari sejarah filsafat juga menyadarkan kita bahwa ajaran yang baik belum tentu diterapkan dengan baik oleh sebab itu waktu dan tempat belum cukup masak memberikan dan berlaku sampai sekarang.
Sejarah filsafat menyadarkan kita bahwa setiap teori ada kelemahannya dan ada kebaikannya, karena  itu menuntut adanya kerja sama antara sesama pengusaha filsafat, saling memberi dan menerima (take and give), dalam rangka kepentingan bersama, demi kesejahteraan hidup manusia
Para sarjana filsafat mengatakan bahwa mempelajari filsafat Yunani berarti menyaksikan kelahiran filsafat.  Karena itu tidak ada pengantar filsafat yang lebih ideal dari pada study perkembangan pemikiran filsafat di negeri Yunani. Alfred Whitehead mengatakan tentang Plato: “All Western phylosophy is but a series of footnotes to Plato”.  Pada Plato dan filsafat Yunani umumnya dijumpai problem filsafat yang masih dipersoalkan sampai hari ini. Tema-tema filsafat Yunani seperti ada, menjadi, substansi, ruang, waktu, kebenaran, jiwa, pengenalan, Allah dan dunia merupakan tema-tema bagi filsafat seluruhnya
Beberapa tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban kuno (masa Yunani).

PEMBAHASAN

Lahirnya khasanah pemikiran filsafat tidak lepas dari peradaban besar Yunani Kuno, era Yunani kuno sudah muncul pemikir pemikir hebat yang mana pada era itu orang yunani sudah pandai mengemas sejarah dan hasil pemikiran-pemikiran para filsuf sehingga tidak heran jika Bangsa Yunani dikatakan sebagai Negara lahirnya filsafat. Menurut sejarah dikatakan lahirnya pemikiran filsafat itu pasca zaman nabi nuh, tepatnya setelah umat nabi Nuh AS ditenggelamkan dalam banjir bandang setelah itu orang-orang mulai memikirkan dan mempertanyakan mengenai asal muasal alam. Dan era awal ini terkenal dengan pemikiran tentang kosmologi atau penciptaan alam semesta.
Era klasik kajian para filsuf terfokus pada kosmosentris. Maksudnya kajian tentang asal usul terjadinya alam.  Pada dasarnya era ini para filsuf mencari   induk  yang dianggap asal dari sesuatu. Tokoh filsuf dalam kategori ini  meliputi

  1. FILSUF PRA SOCRATES

  1. THALES  (624-545 SM)
Ilmuan yang mendapat gelar bapak filsafat yang pertama.yang diberikan karena ia yang mengajukan pertanyaan yang amat mendasar, yang jarang diperhatikan orang, juga zaman orang sekarang, yang ditanyakan adalah apa sebenarnya bahan alam semesta ini? Dan ia sendiri bahwa alam semesta itu berasal dari air. Jawaban ini sebenarnya amat sederhana dan belum tuntas, karena dari apa air itu?  Thales mengambil air sebagai asal alam semesta barangkali karena ia melihatnya sebagai sesuatu yang amat diperlukan dalam kehidupan, dan menurut pendapatnya bumi ini terapung di atas air. Sebab itulah dia yang membuka pemikirannya mengenai alam  terbentuk dari   satu subtansi yaitu air.


  1. ANAXIMANDER (610-546 SM)
Anaximandros atau Anaximander adalah seorang filsuf dari Mazhab Miletos dan merupakan murid dari Thales. Sama dengan gurunya, ia hidup pada abad ke-6 SM di Miletus dan Anaximenes tergolong sebagai filsuf-filsuf dari Miletos yang menjadi perintis filsafat Barat.. Ia lebih muda daripada Thales dengan selisih 15 tahun, namun ia meninggal  lebih muda. Sebagai filosof, dia lebih besar daripada gurunya, ia ahli dalam bidang ilmu  astronomi dan ilmu bumi. Anaximandros adalah filsuf pertama yang meninggalkan bukti  tulisan berbentuk prosa Akan tetapi, dari tulisan Anaximandros hanya satu fragmen yang  masih tersimpan hingga kini
To Apeironsebagai prinsip dasar segala sesuatu. Meskipun Anaximandros merupakan murid Thales, namun ia menjadi terkenal justru karena mengkritik pandangan gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar (arche) segala sesuatu. Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya. Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros berpendapat bahwa tidak
mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris. Prinsip dasar itu haruslah  pada sesuatu yang lebih mendalam dan tidak dapat diamati oleh panca indera. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to apeiron
To apeiron berasal dari bahasa Yunani a = tidak dan eras = batas. Ia merupakan suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip dasar segala sesuatu. Ia bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi segala sesuatu. Dari prinsip inilah berasal segala sesuatu yang ada di dalam jagad raya sebagai unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang kering dan yang basah, malam dan terang). Kemudian kepada prinsip ini juga semua pada akhirnya akan kembali.
Pandangan tentang Alam Semesta Dengan prinsip to apeiron, Anaximandros membangun pandangannya tentang alam semesta. Menurut Anaximandros, dari to apeiron berasal segala sesuatu yang berlawanan, yang terus berperang satu sama lain. Yang panas membalut yang dingin sehingga yang dingin itu terkandung di dalamnya. Dari yang dingin itu terjadilah yang cair dan beku.Yang beku inilah yang kemudian menjadi bumi. Api yang membalut yang dingin itu kemudian terpecah-pecah pula. Pecahan-pecahan tersebut berputar-putar kemudian terpisah-pisah sehingga terciptalah matahari, bulan, dan bintang-bintang. Bumi dikatakan berbentuk silinder, yang lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya. Bumi tidak jatuh karena kedudukannya berada pada pusat jagad raya, dengan jarak yang sama dengan semua benda lain.
Mengenai bumi, Thales telah menjelaskan bahwa bumi melayang di atas lautan. Akan tetapi, perlu dijelaskan pula mengenai asal mula lautan. Anaximandros menyatakan bahwa bumi pada awalnya dibalut oleh udara yang basah. Karena berputar terus-menerus, maka berangsur-angsur bumi menjadikering. Akhirnya, tinggalah udara yang basah itu sebagai laut pada bumi.
Gagasanya yang terkenal mengenai  to aperion sesuatu yang tanpa batas. Dimana kenyataan yang mendalam tidak dapat disamakan dengan suatu benda yang ada di bumi.
  1. ANAXIMENES (585-528 SM).
Menurut Anaximenes, prinsip yang merupakan asal usul segala sesuatu adalah udara. Dalam satu-satunya sifat yang disimpan dari karyanya ia mengatakan bahwa seperti jiwa menjamin kesatuan tubuh kita, demikian pun udara melingkup segala-galanya. Jiwa sendiri juga tidak lain daripada udara saja, yang dipupuk dengan bernafas. Karenanya Anaximenes adalah pemikir pertama yang mengemukakan persamaan antara tubuh manusiawi dan jagat raya. Tema ini kemudian sering kali akan kembali lagi dalam sejarah filsafat Yunani. Tubuh adalah mikrokosmos (dunia kecil) dan seakan-akan mencerminkan jagat raya yang merupakan makrokosmos (dunia besar). Tetapi Anaximenes sendiri belum mempergunakan istilah-istilah itu.
Udara melahirkan sebuah benda dalam alam semesta karena suatu proses “pemadatan dan pengenceran” (condensation and rarefaction). Kalau udara semakin bertambah kepadatannya, maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah dan akhirnya batu. Sebaliknya, kalau udara itu menjadi lebih encer, yang timbul ialah api.
Ada sejarawan yang menyangka bahwa ajaran Anaximenes merupakan kemunduran, jika dibandingkan dengan pemikiran Anaximander. Alasannya bahwa pemikiran Anaximander itu lebih subtil serta spekulatif.
Tetapi ada sejarawan lain yang berpendapat bahwa ajaran Anaximenes harus dianggap sebagai kemajuan. Alasan yang mereka kemukakan ialah bahwa karena proses pemadatan dan pengenceran itu untuk pertama kalinya suatu hukum fisis dikenakan pada alam semesta, sebagai pengganti hukum moral (keadilan) dari Anaximander. Dengan demikian perbedaan-perbedaan alam semesta dianggap bersifat kuantitatif belaka. Anggapan ini membuka perspektif-perspektif luas untuk penyelidikan ilmiah.
Pandangan Anaximenes tentang susunan jagat raya pasti merupakan kemunduran, dibandingkan dengan Anaximender. Menurut Anaximenes bumi (yang berupa “meja bundar”, katanya) melayang diatas udara. Demikianpun matahari, bulan dan bintang-bintang, “laksana sehelai daun”. Badan-badan jagat raya itu tidak terbenam dibawah bumi, sebagaimana agaknya dipikirkan Anaximander, tetapi mengelilingi bumi yang datar itu. Matahari lenyap pada waktu malam, karena tertutup dibelakang bagian-bagian tinggi



  1. PYTHAGORAS (572-497 SM)

  1. Riwayat hidup
Pythagoras lahir di pulau samos yang termasuk daeah Ionia. Tahun kerahirannya tidak diketahui. Dalam tradisi Yunani diceritakan bahwa ia banyak bepergian (antara lain ke Mesir), tetapi tentang ini tidak ada kepastian apa pun. Kira-kira pada tahun 530 ia berpindah ke kota Kroton di Italia Selatan. Menurut kesaksian Aristoxenos – seorang murid Aristoteles – sebabnya karena ia tidak setuju dengan pemerintahan tyrannos Polykrates. Dalam kota ini Pythagoras mendirikan suatu tarekat beragama yang sifat-sifatnya akan dibicarakan di bawah ini. Menurut suatu kesaksian tertentu ia menetap di situ selama 20 tahun. Pada akhir hidupnya Pythagoras bersama pengikut-pengikutnya berpindah ke kota Metapontion karena alasan-alasan politik dan ia meninggal di sana.
  1. Tarekad Pythagoras
Tarekat yang didirikan Pythagoras bersifat religius, bukan politik, sebagaimana pernah diperkirakan. Pythagoras dijunjung tinggi dalam kalangan mereka. Kewibawaannya tampak antara lain dengan semboyan lazim pada kaum Pythagorean: autos epha = ia sendiri (Pythagoras) telah mengatakan begitu. Perkataan ini sanggup menyelesaikan setiap diskusi.
Kita telah melihat bahwa filsuf-filsuf dari Miletos mempraktekkan filsafat berdasarkan keingintahuan yang ilmiah. Nah, kaum Pythagoras tidak berfilsafat karena alasan-alasan ilmiah saja, melainkan mereka mempraktekkan filsafat sebagai “a way of life”. Buat mereka, filsafat (dan ilmu pengetahuan) merupakan suatu cara bagaimana manusia menjadi tahir, sehingga ia dapat luput dari lingkaran perpindahan jiwa terus-menerus. Cara berfilsafat ini berpengaruh atas filsafat Yunani selanjutnya.
Di antara pengikut-pengikut Pythagoras di kemudian hari berkembanglah dua aliran. Yang pertama disebut akusmatikoi (akusma = api yang telah didengar; peraturan): mereka mengindahkan penyucian dengan mentaati semua peraturan secara saksama. Yang edua disebut mathematkoi (mathesis = ilmu pengetahuan): mereka mengutamakan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pasti.
Setelah Pythagoras meninggal, dan sebenarnya sudah selama hidupnya, kaum Pythagoras tersebar dalam pelbagai kota di Italia Selatan. Kira-kira pada tahun 450 mereka diusir dari kroton dan dari hampir semua kota Italia lainnya dan mulai berpusat di kota Thebai dan Phleios (dekat Korinthos) di daratan Yunani. Seorang Pythagoras yang terkenal di Thebai adalah Philolaos. Lama-kelamaan beberapa orang Pythagoras yang baru adalah kota Taras, yang juga disebut Tarentum. Pada akhir abad ke-4 kita tidak mendengar lagi mengenai keaktifan mazhab Pythagorean.
  1. Ajaran tentang jiwa
Menurut Pythagoras jiwa itu tidak dapat mati. Sesudah kematian manusia jiwanya berpindah kedalam hewan, dan bila hewan itu mati, ia berpindah lagi, dan seterusnya. Tetapi dengan menyucikan dirinya jiwa bisa diluputkan dari nasib reinkarnasi itu. Penyucian itu dihasilkan dengan berpantang jenis makanan tertentu, seperti daging hewan dan kacang. Memenuhi peraturan-peraturan semacam itu adalah unsur penting dalam kehidupan kaum Pythagoras. Dan, seperti sudah dikatakan di atas, mereka juga mempraktekkan filsafat (dan ilmu pengetahuan pada umumnya) sebagai jalan menuju ke penyucian.
  1. Ajaran tentang bilangan-bilangan
Penemuan Pythagoras ini mempunyai konsekuensi besar, karena disini untuk pertama kalinya dinyatakan bahwa suatu gejala fisis – yakni nada-nada – dikuasai oleh hukum matematis. Itu berarti bahwa kenyataan atau realitas dapat dicocokkan dengan kategori-kategori matematis dan rasio manusia. Ilmu pengetahuan modern sama sekali bersandar pada prinsip ini. Galilei akan mengatakan bahwa alam ditulis dalam bahasa matematika
Pythagoras berpendapat bahwa segala-galanya adalah bilangan. Agaknya kesimpulan ini ditarik dari kenyataan bahwa nada-nada musik dapat dijabarkan ke perbandingan antara bilangan-bilangan. Oleh karena itu, dapat ditanyakan mengapa hal yang sama tidak berlaku pula untuk segala-galanya yang ada. Kalau segala-galanya adalah bilangan, itu berarti bahwa unsur-unsur atau prinsip-prinsip bilangan merupakan juga unsur-unsur yang terdapat dalam segala sesuatu.
  1. Kosmologi
Teori mazhab Pythagoras tentang susunan kosmos tentu mengherankan, karena untuk pertama kalinya dinyatakan bahwa bukan bumi yang merupakan pusat jagat raya. Menurut mazhab Pythagoras pusat jagat raya adalah api (hestia). Yang beredar sekeliling api sentral itu berturut-turut: kontra bumi (antikhtom), bumi, bulan, matahari, kelima planet (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter Saturnus) dan akhirnya langit dengan bintang-bintang tetap. Demikianlah sepuluh badan jagat raya beredar sekeliling api sentra sebagai suatu tetraktys raksasa
  1. PARMENIDES (540-475 SM)

  1. Riwayat hidup
Parmenides adalah seorang tokoh relativisme yang penting, kalau bukan yang terpenting. Parmindes lahir kira-kira tahun 450 SM dikatakan logikawan pertama dalam sejarah filsafat, bahkan dapat disebut filosof pertama dalam pengertian modern. Sistemnya secara keseluruhan disandarkan pada deduksi logis, tidak seperti Heractlitus, misalnya, yang menggunakan metode intiusi, Pernyataan Plato amat menghargai metode Parmanides itu, Plato lebih banyak mengambil dari Parmindes dibandingkan dengan filosof lain pendahulunya.
  1. Karya
Parmenides mengarang filsafatnya dalam bentuk puisi. Di kemudian hari Empedokles akan meniru bentuk literer ini, tetapi selain itu puisi tidak dipilih lagi oleh orang Yunani untuk membahasan pikiran filsafat.
Syair Parmenides terdiri dari prakata dan dua bagian, yang masing-masing disebut jalan kebenaran dan jalan pendapat. Prakata dan bagian pertama hampir komplit disimpan, yaitu 111 ayat. Dari bagian kedua kita hanya mempunyai 42 ayat saja: menurut dugaan H. Diels itulah sepersepuluh dari teks asli. Dengan meniru gaya bahasa yang lazim dalam Orfisme, dalam prakata ia melukiskan bagaimana ia dihantar ke istana Sang Dewi., dengan itu ia berbalik dari kegelapan menuju terang. Sang Dewi menyatakan segala-galanya kepadanya dengan melukiskan kedua jalan tersebut.
Dalam the way of truth Parmanides bertanya: apa standar kebenaran dan apa ukuran realitas? Bagaimana hal itu dapat dipahami? Ia menjawab: ukuranya adalah logika yang konsisten. Perhatikanlah contoh berikut. Ada tiga cara berpikir tentang Tuhan: (1) ada, (2) tidak ada, dan (3) ada dan tidak ada. Yang benar ialah ada (1) Tidak mungkin meyakini yang tidak ada (2) sebagai ada karena yang tidak ada pastilah tidak ada. Yang (3) pun tidak mungkin karena tidak mungkin Tuhan itu ada dan sekaligus tidak ada.
Jadi, benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika. Disinilah masalah muncul. Bentuk ekstrem pernyataan itu ialah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia
  1. HERACLITUS (535-475 SM)
Ia lahir di Ephaus, sebuah kota perantauan di Asia kecil dan merupakan kawan dari Pithagoras dan Xenophones, akan tetapi lebih tua. Ia mendapat julukan si gelap, karena untuk menelusuri gerak fikiranya sangat sulit. Hanya dengan melihat fragmen-fragmenya, ia mempunyai kesan berhati tinggi dan sombong, sehingga ia mudah mencela kebanyakan manusia untuk mengatakan jahat dan bodoh, juga mencela orang-orang terkemuka dinegeri Yunani
Pemikiran filsafatnya terkenal dengan filsafat menjadi. Ia mengemukakan bahwa segala sesuatunya (yang ada itu) sedang menjadi dan selalu berubah. Sehingga ucapanya yang terkenal: Panta rhei kai uden menci, artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan sungai dan tak satu orang pun dapat masuk ke sungai yang sama dua kali. Alasanya, oleh karena air sungai yang ppertama telah mengalir, berganti dengan yang berada dibelakangnya. Demikian juga dengansegala yang ada, tidak ada yang tetap, semuanya berubah. Akhirnya dikatakan bahwa hakikat dari segalah sesuatu adalah menjadi.
Heraclitos mengemukakan pendapatnya, bahwa segala yang ada selalu berubah dan sedang terjadi. Ia mempercayai bahwa arche (asas alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada dan mengubahnya sesuatu itu menjadi abu atau asap.
Meurut pendapatnya, di alam arche terkandug sesuatu yang hidup (seperti roh) yang disebutnya sebagai logos (akal semacam wahyu). Logos inilah yang menguasai dan sekaligus mengendalikan keberadaan segala sesuatu. Hidup manusia akan selamat apabila sesuai dangan logos.


  1. ZAMAN SOCRATES
Disinilah zaman  dimana para filsuf besar Yunani  yang melahirkan gagasan hebat yang  akhirnya  perkembangan ilmu-ilmu selanjutnya bertumpu pada gagasan mereka seperti
  1. SOCRATES (470-399 SM)
Seorang pemuda Athena  seorang filsuf  besar yang menjadi guru dari Plato, dan  Aristoteles. Socrates melahirkan banyak gagasan filsafat  mulai moral dan filsafat secara umum. Filosof ini memiliki watak hebat ia rela minum racun demi mempertahankan sebuah kebenaran. Saat itu Socrates dituduh pemikiran yang digagasnya merusak pemuda Athena sehingga akhirnya ia dipaksa untuk meminum racun didepan pengikutnya.
Pengetahuan sejati atau pengertian sejati sangat penting dalam mencapai keutamaan moral. Barangsiapa yang mempunyai pengertian sejati berarti memiliki kebijakan (arête) atau keutamaan moral berarti pula memiliki kesempurnaan manusia sebagai manusia.
Socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara keseluruhan, yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmani dan rohani yang keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut banyak nilai yang dihasilkan.

  1. PLATO ( 427-347 SM)
Merupakan murid Socrates yang dikenal sebagai filsuf yang sangat berpengaruh hampir semua ilmu pengetahuan gagasan plato menjadi rujukan
Seperti ilmu fisika ,ekonomi politik, agama dll
Plato menerangkan bahwa manusia itu sesungguhnya berada dalam dua dunia, yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap, bermacam-macam dan berubah, serta dunia ide yang bersifat tetap, hanya satu macam, dan tidak berubah. Dunia pengalaman merupakan hanya bayang-bayang dari dunia ide. Sedangkan dunia ide merupakan dunia yang sesungguhnya, yaitu dunia realitas
Gagasan plato  mengatakan bahwa segala sesuatu hakekatnya adalah ide. Sebuah kebenaraan adalah ide itu sendiri.
Sebagai puncak pemikiran plato adalah pemikirannya tentang Negara, yang tertera dalam polites dan nomoi. Pemikirannya tentang Negara sebagai upaya untuk memperbaiki keadaan Negara yang dirasakan buruk. Konsep tentang Negara didalamnya terkait dengan etika dan teori tentang Negara. Untuk konsepnya tentang etika sama seperti Socrates, yaitu tujuan hidup yang baik maka dituntut pulalah Negara yang baik.
Karya plato yang terkenal adalah buku dengan judul republica buku itu memuat gagasan -gagasanya. Sehingga gagasan plato ini melahirkan aliran idealisme.

  1. ARISTOTELES ( 384-322 SM)
Lahir di Athena  dan orang yang mendapatkan pendidikan yang baik sebelum menjadi filosof. Keluarganya adalah orang-orang yang tertarik pada ilmu kedokteran. Sifat berfikir saintifik ini sangat besar pengaruhnya kepada aristoteles. Oleh karena itu, kita menyaksikan filsafat Aristoteles berbeda warnanya dengan filsafat Plato: sistematis, amat dipengaruhi oleh metode empiris.
Dan juga menjadi muridnya plato sekaligus murid yang membangkang  pada  gurunya. Gagasan Aristoteles berbeda dengan Plato yang idealis namun aristoteles condong pragmatis. Namun Aristoteles juga sangat berpengaruh dalam perkembangan khasanah ilmu hingga sekarang.
Kecenderungan berfikir saintik dengan metode empiris menjadi ciri gagasan Aristoteles.
Di dalam dunia filsafat, Artitoteles terkenal sebagai bapak logika. Logikanya disebut logika tradisional karena nantinya berkembang apa yang disebut logika modern. Logika Aristoteles itu sering juga disebut logika formal.
Filsafat Yunani yang rasional itu boleh dikatakan berakhir setelah Aristoteles selesai menggelarkan pemikirannya. Akan tetapi, sifat rasional itu masih digunakan selama beberapa abad sesudah Aristoteles, sebelum filsafat benar-benar memasuki dan tenggelam dalam abad pertengahan.



KESIMPULAN
Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu. Baik dunia maupun manusia para pemikiran atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut.
  1. Thales (624-546 SM ), orang Miletus itu, digelari bapak filsafat karena dialah orang yang mula-mula berfilsafat. Menurutnya bahan alam semesta adalah air, karena ia melihatnya sebagai sesuatu yang amat diperlukan dalam kehidupan, dan menurut pendapatnya bumi ini terapuang diatas air. Dan juga alasannya ialah karena air penting bagi kehidupan.
  2. Anaximander menjelaskan bahwa subtansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya (Mayer, 1950: 19), Anaximender mangatakan itu udara. Udara merupakan sumber segala kehidupan, demikian alasanya.
  3. Filsuf ketiga yakni Anaximenes yang teorinya hampir sama dengan Anaximander. Menurut Anaximenes, prinsip yang merupakan asal usul segala sesuatu adalah udara. Dalam satu-satunya sifat yang disimpan dari karyanya ia mengatakan bahwa seperti jiwa menjamin kesatuan tubuh kita, demikian pun udara melingkup segala-galanya.
  4. Heraclutus, pemikiran filsafatnya terkenal dengan filsafat menjadi. Ia mengemukakan bahwa segala sesuatunya (yang ada itu) sedang menjadi dan selalu berubah. Sehingga ucapanya yang terkenal: Panta rhei kai uden menci, artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan sungai dan tak satu orang pun dapat masuk ke sungai yang sama dua kali.
  5. Parmenides menyatakan bahwa benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika yang konsisten. Bentuk ekstrem pernyataan itu ialah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia..
  6. Pemikiran dari Pythagoras adalah, substansi dari semua benda adalah bilangan dan segala gejala alam merupakan ungkapan inderawi dari perbandingan-perbandingan matematis. Kemudian pandangannya terhadap alam semesta ialah satu keseluruhan yang teratur, sesuatu yang harmonis seperti dalam musik.
.













DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, A. (2013). Filsafat Umum. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Asmoro, A. (2010). Filsafat Umum. Jakarta.
Hadiwijono, H. (1980). Sari Sejarah Filsafat Barat 1. Yogyakarta: Kanisus.
Pasaribu, p. S. (2004). FILSAFAT ILMU Sejarah & Ruang Lingkup Bahasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Salam, Burhanuddin. (2013). Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara.
Tafsir, A. (2013). FILSAFAT UMUM Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
LihatTutupKomentar