Kebangkitan Negara-Negara Islam

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sejarah umat islam dapat dibagi menjadi 3 babakan. Babakan pertama adalah periode klasik yang dimulai sejak lahirnya islam sampai runtuhnya dinasti abbasyiah pada tahun 1258. Ciri periode ini adalah seluruh wilayah negara diperintah oleh  seorang khalifah yang baik. Yang mpy wewenang dan kedudukan maupun yang hanya sekedar simbol saja.
Kedua adalah periode pertengahan  yang  dimulai dari runtuhnya dinasti abbasyiah hingga penghujung abad ke 18. Dalam periode ini wilayah islam dibawah 3 kekuasaan yaitu mugal menguasai persia dan mesopotamia . ustmani yang menguasai anatolia disebelah utaranya serta mamluk yang menguasai mesir dan syiria. Ketiga kekuasaan ini saling bernusuhan.
Periode ketiga adalah perode modern . Periode ini diwarnai oleh kebangkitan nasionalisme dan masa saat dicengkeram oleh kuku penjajahan barat yang berakhir sampai perang dunia kedua. Bagian ini penting untuk dikaji lebih jauh karena episode inilah, islam mengalami masa kemunduran dan selanjutnya mengalami masa kebangkitan. Tulisan ini mencoba memaparkan keadaan dunia islam pada masa penjajahan barat dan kebangkitan dunia islam.
B.     Rumusan Masalah
1.      Penjajahan Bangsa Barat atas Dunia Islam
2.      Perjuangan kemerdekaan negara-negara islam : Kebangkitan Dunia Islam
PEMBAHASAN
A.    Penjajahan Bangsa barat atas Dunia Islam
1.      Renaissance Eropa
Periode ini dimulai saat terjadinya perjanjian Carltouz  (26-01-1699) antara turki Ustmani dengan Austria, Rusia, Polandia, Venesia dan Inggris. Dimana perjanjian tersebut meruntuhkan Turki. Sejak itulah abad modern dimulai.
Perubahan politik ini membawa dunia islam lumpuh. Oleh karena itu dimulailah babak baru dunia islam pasca keruntuhan kekhalifahan abbasiyah,  periode modern mulai setelah masuknya pengaruh renaissance ke dunia islam melalui mesir oleh Napoleon (1798 M), ini adalah perioderisasi menurut pemikiran islam.[1]Namun sebenarnya pada abad ke-16, orang-orang Eropa telah mencapai sebuah revolusi ilmiah yang memberi mereka kemampuan yang lebih besar dalam mengendalikan alam dari pada kemampuan serupa yang telah dicapai bangsa lain sebelumnya.[2]
Pada awalnya kebangkitan Eropa menghadapi tantangan yang berat. Dihadapannya masih ada kekuatan yang berat, seperti Turki Ustmani. Mereka harus menemukan jalan yang dianggap sebagai dinding penghalang kekuatan mereka. Mereka melakukan berbagai penelitian tentang alam, berusaha menaklukan lautan dan benua yang sebelumnya masih diliputi kegelapan.  Setelah Cristoper Colombus dan Vasco da Gama menemukan benua Amerika dan Kepulauan Hindia , membuat kemajuan Eropa yang tak ternilaikan harganya, mereka menjadi maju dalam dunia perdagangan, karena tidak tergantung lagi dengan jalur lama.[3]
 Dalam abad ke 19 dan awal abad ke 20, di dorong oleh kebutuhan ekonomi industri terhadap bahan-bahan baku dan pemasarannya, dan juga oleh kompetisi politik dan ekonomi satu sama lain, negara-negara Eropa menegakkan kerajaan teritorial dunia.[4]Negeri-negeri islam  yang partama jatuh kebawah kekuasaan Eropa adalah negeri-negeri yang jauh dari pusat kerajaan Ustmani, karena meskipun kerajaan ini  mengalami kemunduran tapi masih disegani Eropa waktu itu. Negeri yang berhasil dikuasai Barat itu adalah negeri Islam di Asia Tenggara dan di Anak Benua India. Sementara negeri yang berada dibawah kekuasaan Ustmani baru dikuasai berikutnya.[5]  Contoh Belanda menjajah Indonesia sementara Rusia di Asia Tengah (1500 M – 1700 M), Inggris mengonsolidasi kerajaan mereka di India dan Afrika, dan mengontrol sebagian Timur Tengah, Afrika Timur, Nigeria, dan sebagian Afrika Barat.
Permulaan abad ke 20 kekuatan Eropa hampir menguasai dunia islam. Dengan didukung oleh pertumbuhan produksi pabrik dalam skala dan perubahan yang besar serta dengan metode komunikasi ditandai dengan ditemukannya kapal uap, kereta api, dan telegrap, Eropa telah siap untuk melakukan ekspansi perdagangan. Disisi lain, negeri-negeri islam tidak lagi dalam keadaan stabil dan mapan sehingga mendesak mereka bagaimana agar bisa menggerakkan kekuatan agar selamat dari dominansi bangsa lain.
Abad ke-18 orang Eropa sudah memiliki kesadaran renaissance yang tinggi, sedangkan Turki Ustmani mengalami kemunduran kekuasaan karena kemerosotan moral dan korupsi melanda mereka pada paruh kedua abad ke-18 sehingga negara-negara Barat mulai melirik daerah Ustmani, karena semenjak Turki Usmani menjadi kekuatan tunggal didunia menyulitkan dunia Barat. Sebagai contoh, bagi orang Itali yang hendak ke Mesir mereka harus membayar bea cukai yang tinggi dahulu di Istanbul. Akhirnya Inggris menemukan Tanjung Harapan di ujung selatan benua Afrika, Kolombus menemukan Amerika (1492 M), Ferdinand Magellan dkk menemukan dunia timur termasuk Filipina. Orang Eropa juga berhasil ke India (1498 M).  Hal-hal tersebut memicu kebangkitan Eropa yang ditandai dengan revolusi perancis dan kemudian oleh Napoleon, serta kekuatan Eropa lain, yang menggoncang Eropa dan diteruskan oleh tentara-tentara Eropa kemana saja mereka bergerak atau berlayar. Tentara perancis, Rusia, dan Austria dalam waktu yang berbeda menguasai bagian-bagian profinsi Ustmani di Eropa.
Pada 1798 M sebuah ekspedisi perancis dikomandoi menduduki Mesir. Eprisode ini merupakan penetrasi besar pertama dari kekuatan Eropa ke dalam sentral kota di dunia islam. Napoleon di Alexanderia kedatangannya diketahui oleh para pemimpin Mamluk dibawah Turki Ustmani di Kairo. Namun mereka tidak memperdulikannya dan tidak terlalu mengandalkan kekuatan mereka dan hanya sesumbar. Akan tetapi yang terjadi Mamluk kalah.[6]
Dengan kedatangan pasukan Eropa ke dunia Islam menyadarkan para khalifah Ustmani untuk mengadakan perubahan, yaitu pada masa sultan Mahmud II , membubarkan pasukan lama dan mengganti pasukan baru dengan pelatih orang Eropa. Keinginan ini diwujudkan dengan dibuatnya piagam Gulhane(1839).[7]Namun piagam ini malah menjadikan pemerintahanya tergantung pada hubungan yang bersifat kontraktual dengan rakyatnya, dan menantikan reformasi penting pada imperium ini.[8]
Menghadapi ledakan energi Eropa Negara Arab, Asia dan Afrika tidak dapat menggerakkan kekuatan yang seimbang. Negeri-negeri Arab belum memasuki era perkereta apian, kecuali sebagian kecil seperti Mesir dan Aljazair, komunikasi lokal buruk, sering terjadi kelaparan. Dengan kekuatan baru , bukan hanya Perancis dan Rusia bahkan negara-negara Eropa secara umum mulai mencampuri hubungan antara sultan dengan rakyatnya yang kristen.[9]Jika memperhatikan kejadian-kejadian yang telah diuraikan, dapat dikatakan abad, ke-19 samapai abad ke-20 M hampir seluruh dunia islam berada dalam koloni barat, kecuali Hijaz, Persia, dan Afganistan. Selain itu, negara bermayoritas islam dari Maroko Hingga Merauke, Indonesia merupakan negeri kolonial yang menjadi “sapi perahan” untuk memakmurkan dunia barat.[10]
2.      Sebab-sebab kelemahan dunia islam
a.    Jauhnya mereka dari praktek aqidah islamiyah yang lurus.
b.    Tidak berhukum dengan hukum Alloh SWT.
c.    Jauhnya mereka dari amar ma’ruf nahi mungkar.
d.   Meninggalkan jihad, ini merupakan sebab utama dan terpenting.
e.    Perbedaan-perbedaan internal dan rakus terhadap keduniaan.
f.     Condong kepada sikap santai, tenang, dan kemewahan.
g.    Mengikuti barat dengan semangat taklid buta dalam urusan keduniaan.
h.    Kaum muslimin terpecah ke dalam kelompok-kelompok.
i.      Usaha keras kaum yahudi, nasrani, komunis, dan paganis dalam   mengalahkan kaum muslimin dengan seluruh sarana mereka.
B.     Kebangkitan Dunia Islam
Kebangkitan dunia islam disebut juga dengan periode modern. Ekspedisi  Napoleon di mesir yang berakhir tahun 1801 M, membuka mata dunia islam , terutama Turki Utsmani di mesir, akan kemunduran islam dan kelemahan umat  islam di samping kamajuan dan kekuatan barat. Raja dan pemuka  islam  mulai berpikir dan mencari jalan untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan (balance power)  yang telah pincang dan membahayakan islam.Dengan demikian timbullah apa yang disebut pemikiran dan aliran pembaruan atau modernisasi dalam islam.
Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan islam pada umumnya yang dikenal dengan gerakan modernisaasi islam atau pembaharuan didorong oleh dua faktor yaitu :
1.      Pemurnian ajaran islam dan unsur-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran islam itu.
2.      Menimba gagasan-gasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari barat.
Yang pertama seperti gerakan wahhabiyah yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahhab (1708-1787m) di Arabiya, Syah Waliyyuallah (1703-1762) di India, dan gerakan Sanusiyah di Afrika Utara yang dipimpin oleh Said Muhammad Sanusi al Jazair.Yang kedua tercermin dlm pengiriman para pelajar muslim oleh penguasa Turki Utsmani dan Mesir ke negara –negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dan dilanjutkan dengan gerakan penerjemahan karya-karya barat ke dalam bahasa islam. Pelajar- pelajar muslim India juga banyak yang yang menuntut ilmu ke inggris.[11]
Gagasan politik yang pertama kali muncul adalah gagsan Pan Islamisme yang mula-mula didengungkan oleh gerakan wahabiyah dan sanusiah. Namun, gagasan ini baru disuarakan dengan lantang oleh al-Afghani.
     Setelah kebangkitan di Mesir dengan nasionalismenya, maka menjadi pemantik di negara-negara Arab yang segera menyebar. Dan mendapat sambutan yang hangat. Upaya nasionalisme itu terbentuk atas dasar kesamaan bahasa  dan budaya, sehingga dengan cepat dapat diterima. Demikianlah yang terjadi di Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Irak, Hijaz, Afrika Utara, Bahrain dan Kuwait.
     Adapun negara berpenduduk mayoritas muslim yang pertama kali merdeka adalah Indonesia (17 Agustus 1945) dari jepang . Di ikuti Pakistan (1992) dari penjajah Inggris, Malaysia (1557) dari penjajah Inggris, Brunei Darussalam (1984) dari penjajah Inggris. Dengan demikian, satu persatu negara-negara muslim memerdekakan diri dari penjajahan. Beberapa diantaranya baru mendapat kemerdekaan pada tahun-tahun terakhir, seperti negara- negara muslim yang dahulunya bergabung dengan negara Uni Soviet : Uzbekistan, Turkmenia, Kirghistan, Kazakistan, Tajakistan, dan Azerbaijan baru merdeka (1992), serta Bosnia memerdekakan diri dari Yughoslavia pada 1992.
Permulaan abad ke-20 tumbuh kesadaran nasionlisme hampir di semua negeri muslim yang menghasilkan pembentukan negara-negara nasional. Tetapi persoalan yang mendasar yang dihadapi adalah keterbelakangan umat islam, terutama menyangkut kemampuan menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alat yang penting dalam mempertahankan kehidupan bernasyarakat, berbangsa dan bernegara, tanpa mengenyampingkan politik, ekonomi dan agama. Upaya ke arah situ tidak lepas dari pembaharuan pemikiran yang dapat mengantarkan islam terlepas dari cengkraman kolonialisme barat.
Disamping Al Afghani, terdapat dua orang pemikir Arab lainnya yang telah hampir mempengaruhi hampir seluruh pemikiran politik islam pada masa berikutnya. Mereka adalah Muhammad Abduh (1865-1935) dan Rasyid Ridha (1865-1935), yang sangat dipengaruhi oleh gagasan guru-guru mereka. Ridha percaya islam bersifat politis sosial, dan spiritual. Untuk membangkitkan sifat-sifat tersebut , islam harus kembali kepada ajaran yang sebenarnya yang sesuai dengan ajran Rasul Saw dan parasahabatnya atau para salafiyah. Gagasan tersebut ia tuangkan dalam jurnalnya yang berjudul Al Manar. Gerakan para tokoh tersebut walaupun belum mencapai hasil, yakni kemerdekaan, namun gema pemikiran islam mereka sangat mewarnai  era generasi selanjutnya untuk membebaskan negerinya dari penetrasi kolonial barat.[12]
PENUTUP
KESIMPULAN
Penjajahan dunia Barat dimulai saat terjadinya Renaissance Barat yaitu sekitar abad ke-16. Pada saat itu orang-orang Eropa telah mencapai sebuah revolusi ilmiah yang memberi mereka kemampuan yang lebih besar dlam mengendalikan alam daripada kemampuan serupa yna telah dicapai bangsa lain sebelumnya. Perubahan ini membawa dunia islam lumpuh. Dapat dikatakan dari abad ke-19 samapai abad ke-20 M hampir seluruh dunia islam berada dalam koloni barat, kecuali Hijaz, Persia, dan Afganistan. Selain itu, negara bermayoritas islam dari Maroko Hingga Merauke, Indonesia merupakan negeri kolonial yang menjadi “sapi perahan” untuk memakmurkan dunia barat.
Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan islam pada umumnya  dikenal dengan gerakan modernisasi islam atau pembaharuan. Pada masa ini banyak negara yang mayoritas Islam berhasil memerdekakan diri dari bangsa kolonial Barat. Ini semua tidak lepas dari pengaruh pemikiran para tokoh islam modern diantaranya yaitu: Jamaluddin Al fghani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha.

DAFTAR PUSTAKA
Amin , Samsul Munir.Sejarah Peradanban Islam.Jakarta: Ma’amzah,2010.
Amstrong , Karen.Sejarah Singkat.Yogyakarta:Jendela,2003.
Karim,Muhammad abdul. Sejarah pemikiran dan Peradaban Islam.Yogyakarta : Pustaka
Book Publisher,2007.
Yatim , Badri. Sejarah Peradaban Islam .Jakarta:PT. Raja Persada,1993.
http://nalar-langit.blogspot.co.id/2016/01/kebangkitan-negara-negara-islam.html

[1] M.abdul Karim, Sejarah pemikiran dan Peradaban Islam(Yogyakarta : Pustaka Book Publisher,2007), hal.343-350.
[2] Karen Amstrong,Sejarah Singkat(Yogyakarta:Jendela,2003), hlm.165.
[3] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:PT. Raja Persada,1993), hal.174
[4] M. Abdul, opcit,hal.334
[5] Badri, opcit, hal.175
[6] M.abdul ,opcit,.hal.344-348.
[7] Ibid,hal.351-352.
[8] Karen ,opcit,hal.175.
[9] M.abdul ,opcit,hal.350.
[10] Ibid,hal.356.
[11] Samsul Munir Amin,Sejarah Peradanban Islam( Jakarta: Ma’amzah,2010)
[12] M. Abdul Karim,opcit.,.hal.359-364.
LihatTutupKomentar