MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam wacana pendidikan, ada dua tataran yang sering dipertentangkan yang sesungguhnya saling membutuhkan, yaitu teori dan praktik. Filsuf pendidikan, John Dewey ( dalam contextual teaching & learning, Elaine B. Johnson 2007;17) mengingatkan kita bahwa teori pada akhirnya dan seyogianya menjadi sesuatu yang paling praktis. Teori-teori yang dikemukakan pada pembelajaran di dalam kelas, tidak satupun tergolong ke dalam katagori teori tidak bermutu. Semua teori yang dikemukkan adalah ideal, bagus, mantap. Tetapi setelah peserta didik berupaya untuk mulai mempraktekkan teori yang telah diperoleh dalam tatap muka di alam diluar kelas, peserta didik merasa kesulitan. Sehingga muncullah dalam benak mereka ketika diberikan kembali teori dalam sebuah pendidikan, peserta langsung bereaksi ” ah, itu kan teori. Gampang mengucapkan, tetapi tak dapat dilaksanakan dilapangan” Atau dengan sinis peserta didik akan berkata dibelakang guru, dosen, fasilitator maupun widyaiswara ” Ah, Bapak / Ibu Itu hanya pintar berteori, prakteknya nol!”.
Bagaimana menyikapi hal tersebut? Sebagai seorang widyaiswara, yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih PNS pada lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) pemerintah harus mampu menjawab reaksi sinis dari peserta diklat dan mengubahnya menjadi reaksi positif, dengan mengupayakan bahwa teoi yang diberikan dilembaga diklat dapat dilaksanakan dilapangan.
Demikian pula halnya widyaiswara Departemen Agama yang betugas mendidikan dan melatih para pegawai dilingkungan Departemen Agama, termasuk para guru agama dan guru –guru di sekolah /Madrasah. Guru hendaknya diberikan pendidikan dan pelatihan yang menunjang tugas pokok dan fungsinya sebagai pendidik dan pengajar. Guru adalah ujung tombak mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karenanya pencapaian Standar Proses Pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 ayat (6) sangat ditentukan oleh kualitas gurunya.
Guru diharapkan mampu menggunakan model dan strategi pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, meningkatkan motivasi belajar anak didik. Diharapkan anak didik tidak hanya mampu menghapal teori yang diberikan tetapi juga yang terpenting dapat memahaminya pula. Dengan demikian harapan kita bahwa anak didik lulus dari sekolah, mereka tidak hanya pintar berteori tetapi juga aplikasinya.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah Proses Pembelajaran selesai, Peserta diharapkan mampu memahami tentang Project Based Learning
C. Ruang Lingkup Pembelajaran Project Based Learning
Ruang lingkup pembelajaran Project Based Learning : Definisi Model pembelajaran, pembelajaran berbasis proyek, Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis proyek, Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek, Sistim Penilaian.
BAB II
MODEL PEMBELAJARAN PROJECK BASED LEARNING
A. Pengertian Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. dalam Model Pembelajaran adalah pendekatan pembelajaran menekankan hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain. Model-model dalam kategori ini difokuskan pada peningkatan kemampyuan individu dalam berhubungan dengan orang lain, terlibat dalam proses demokratis dan bekerja secara produktif dalam masyarakat ( Hamzah, 2009:25)
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengertian model adalah :
1. pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan:
2. rumahnya dibuat seperti-rumah adat;
3. orang yang dipakai sebagai contoh untuk dilukis (difoto): pernah aku menjadi-lukisan;
4. orang yang (pekerjaannya) memperagakan contoh pakaian yang akan dipasarkan: gadis-yang cantik-cantik itu memperagakan pakaian dari bahan batik;
5. barang tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) persis seperti yang ditiru: - pesawat terbang; dasar pola utama: ia menggunakan jenis tari bedaya sebagai-dasar ciptaannya
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yakni:
Ø Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya,
Ø Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Ø Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil
Ø Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai(Kardi dan Nur, 2000:9 dalam trianto,M.Pd. 2011: 23)
Dari uraian diatas dapat diuraikan bahwa model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru kepada anak didik, serta wujud nyata dari strategi dan metode pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
B. Definisi Project Based Learning
Project based Learning atau biasa disebut Model Pembelajaran Berbasis Proyek yaitu pendekatan pembelajaran yang menghasilkan suatu karya berbasis proyek, untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontektual baik individu maupun kelompok. Karateristik pembelajaran berbasis proyek salah satunya memiliki hasil akhir berupa produk. Prinsipnya supaya peserta didik dapat mandiri dalam melaksanakan proses pembelajaran, yakni bebas menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan minimal supervisi dan bertanggungjawab.
Pedoman dalam pembelajaran ini dapat membuat peserta didik memahami kebermaknaan dari tugas yang sesuai dengan yang dikerjakannya. mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuannya sehingga peserta didik mampu menyelesaikan tugas tepat "waktu dalam mengarahkan peserta didik untuk melakukan penelitian dan mampu berkomunikasi dengan orang lain. keuntungan dari pembelajaran berbasis proyek peserta didik mampu mempraktikkan keterampilan dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu.
Adapun Ciri-ciri pembelajaran berbasis proyek menurut materi pelatihan kurikulum 2013 Adalah : adanya permasalahan, desain perencanaan, pelaksanaan, kerjasma, alokasi waktu, Bimbingan guru, Refleksi dan adanya produk akhir.
Sedangkan Karakteristik Model Pembelajaran PjBL adalah model pembelajaran Project Based Learning dikembangkan berdasarkan tingkat perkembangan berfikir siswa dengan berpusat pada aktivitas belajar siswa sehingga memungkinkan mereka untuk beraktivitas sesuai dengan keterampilan, kenyamanan, dan minat belajarnya. Model ini memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan sendiri proyek yang akan dikerjakannya baik dalam hal merumuskan pertanyaan yang akan dijawab, memilih topik yang akan diteliti, maupun menentukan kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator, menyediakan bahan dan pengalaman bekerja, mendorong siswa berdiskusi dan memecahkan masalah, dan memastikan siswa tetap bersemangat selama mereka melaksanakan proyek. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek adalah sebagai berikut: 1). Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja; 2) Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik; 3) Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan; 4) Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan; 5)Proses evaluasi dijalankan secara kontinu; 6)Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan; 7) Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan 8) Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
C.Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis proyek
1). Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis proyek
Menurut Thomas, pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa prinsip dalam penerapan-nya, yaitu (Wena, 2011):
Sentralistis.
Model pembelajaran ini merupakan pusat dari strategi pembelajaran, karena siswa mempelajari konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Pekerjaan proyek merupakan pusat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di kelas.
Pertanyaan Penuntun.
Pekerjaan proyek yang dilakukan oleh siswa bersumber pada pertanyaan atau persoalan yang menuntun siswa untuk menemukan konsep mengenai bidang tertentu. Dalam hal ini aktivitas bekerja menjadi motivasi eksternal yang dapat membangkitkan motivasi internal pada diri siswa untuk membangun kemandirian dalam menyelesaikan tugas.
Investigasi Konstruktif.
Pembelajaran berbasis proyek terjadi proses investigasi yang dilakukan oleh siswa untuk merumuskan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek. Oleh karena itu guru harus dapat merancang strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk melakukan proses pencarian dan atau pendalaman konsep pengetahuan dalam rangka menyelesaikan masalah atau proyek yang dihadapi.
Otonomi.
Pembelajaran berbasis proyek, siswa diberi kebebasan atau otonomi untuk menentukan target sendiri dan bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan. Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator untuk mendukung keberhasilan siswa dalam belajar.
Realistis.
Proyek yang dikerjakan oleh siswa merupakan pekerjaan nyata yang sesuai dengan kenyataan di lapangan kerja atau di masyarakat. Proyek yang dikerjakan bukan dalam bentuk simulasi atau imitasi, melainkan pekerjaan atau permasalahan yang benar-benar nyata.
2. Keuntungan antara lain Meningkatkan :
Ø Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
Ø Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Ø Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
Ø Meningkatkan kolaborasi.
Ø Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
Ø Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
Ø Memberikan pengalaman kepada peserta didikpembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
Ø Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
Ø Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
Ø Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
b. Kelemahannya antara lain :
Ø Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
Ø Membutuhkan biaya yang cukup banyak
Ø Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas.
Ø Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
Ø Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
Ø Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
Ø Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.
D. Sintaks atau Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek antara lain :
Ø Pertanyaan mendasar, yang ada pada materi
Ø Menyusun perencanaan, Format perancangan model pembelajaran berpedoman pada kompetensi dasar dan langkah-langkah dalam pembelajaran berbasis proyek yang didalamnya ada kegiatan guru dan siswa.
Ø Menyusul jadwal, Cara membuat jadwal penyelesaian proyek adalah menentukan tanggal : diskripsi kegiatan mengumpulkan informasi, kegiatan analisis/membaca/mengamati buku, kegiatan menulis, kegiatan konsultasi, kegiatan membuat laporan, pelaksanaan presentasi, memonitor pelaksanaan pembelajaran.
Ø Memonitor peserta, Guru secara berkala dalam setiap kali pertemuan menanyakan sampai dimana kemajuan terhadap tugas yang diberikan kepadapeserta didik (individu dan atau kelompok)
Ø Menguji hasil, Analisis Diskripsi Desain Rencana Penyelesaian Tugas Dalam Model Pembelajaran Berbasis Proyek yaitu: mengumpulkan informasi, menganalisis, menulis, konsultasi, membuat laporan, mempersiapkan presentasi, presentasi, dan mencatat komentar.
Ø Mengevaluasi pengalaman, Guru memberikan kesempatan kepada wakil dari masing masing kelompok untuk mengungkapkan beberapa pengalaman baik kendala maupun kesan kelompok selama proses pembuatan laporan
CONTOH FORMAT PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN
Model Project Based Learning
Kompetensi Dasar | : | ||
Topik | : | ||
Sub Topik | : | ||
Tujuan | : | ||
AlokasiWaktu | : |
TAHAP PEMBELAJARAN | KEGIATAN PEMBELAJARAN |
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar | |
2. Mendesain Perencanaan Proyek | |
3. Menyusun Jadwal | |
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek | |
5. Menguji Hasil | |
6. Mengevaluasi Pengalaman |
E. Sistim Penilaian
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
2. Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
3. Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
Ø Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Ø Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan :
Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui pembelajaran berbasis proyek dalamproses pembelajaran dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
B. Saran
Setelah membaca bahan ajar ini diharapkan peserta diklat termotivasi untuk menerapkan apabila kembali ke sekolah masing-masing. Tentunya bahan ajar ini bukan satu-satunya sumber belajar dan acuan untuk menerapkan model pembelajaran berbasis proyek. Diharapkan juga peserta untuk membaca referensi yang lain untuk memperkaya pengetahuan, demi peningkatan kualitas pendidikan di negara tercinta, Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (1999). Kamus Besar Bahasan Indonesia. PN. Balai Pustaka, Jakarta
Elaine B. Johnson, PH. D, 2007, Contextual Teaching & Learning, MLC, Bandung.
Hamzah B.Uno, Prof. Dr. M.Pd. , 2009, Model Pembelajaran menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Trianto, M.Pd, , 2011, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan, 2006, Model-Model Pembelajaran, Departemen Agama RI, Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan