PERCAKAPAN NABI YAHYA DENGAN ABU MURRAH (IBLIS)



Abu muqatil meriwayatkan dari Shalih bin Sa’id, dari Abu Sahl, dari Al Hasan bahwa Rasulullah Saw bersabda:

Suatu ketika Iblis Laknatullah sang pengingkar Allah Swt, mendatangi para nabi & berbicara dengan mereka. Ia mendatangi semua nabi, mulai dari Nabi Nuh A.s sampai Nabi Isa ibn Maryam A.s serta kepada nabi-nabi yang hidup diantara keduanya. Hanya saja, tidak ada nabi yang paling banyak & paling enak diajak bicara kecuali Nabi Yahya ibn Zakariya A.s.

Suatu hari iblis menemuinya. Ketika iblis itu hendak pergi, Nabi Yahya A.s berkata kepadanya: ”Abu Murrah !” (Nama sebenarnya adalah Al Harts & gelarnya adalah Abu Murrah. Allah Swt menyebutnya dengan nama iblis karena ia terputus dari segala kebaikan dan rezeki saat di suruh sujud kepada Nabi Adam A.s)

Nabi Yahya A.s berkata kepada iblis: “Abu Murrah”, Aku ingin meminta satu hal kepadamu & aku harap kamu tidak menolaknya.”
Iblis menjawab: “Ya, aku akan mengabulkan untukmu, wahai nabi Allah.” 
Nabi Yahya A.s pun menyampaikan maksudnya, “aku ingin kamu menampakkan bentuk dan rupa aslimu serta memperlihatkan berbagai bentuk perangkapmu yang kamu pergunakan untuk membinasakan & mencelakakan manusia.”

Mendengar permintaan Nabi Yahya A.s itu, iblis berkata: “Anda meminta sesuatu yang berat. Permintaan anda membuatku berada dalam kesulitan. Namun aku tidak bisa menolak permintaan anda. Hanya saja, aku harap jangan sampai ada orang lain bersama anda yang melihatku”

Akhirnya keduanya bersepakat untuk bertemu pada esok harinya disaat siang. Pada keesokan harinya pada saat yang telah ditentukan, iblis tiba-tiba muncul & berdiri dihadapan Nabi Yahya A.s. Ia melihat ketentuan Allah Swt yang agung. Tiba-tiba iblis tadi berubah bentuk menjadi mirip hewan yang buruk & menakutkan. Bentuk fisiknya seperti babi, wajahnya seperti wajah kera, dan matanya memanjang sama seperti mulutnya. Ia tidak memiliki janggut. rambut kepalanya jarang & mengarah ke atas. Ia memiliki empat tangan, dua tangan di bahu & dua tangan lagi di keningnya. Jari-jari tangannya ada enam. Hidungnya menghadap ke atas. Ia memiliki belalai. Wajahnya mempunyai tengkuk. Kedua matanya kabur. Ia pincang, bongkok, dan memiliki sayap. Baju yang dipakainya berkerut & robek. Diatasnya ada berhala orang majusi. Beberapa cangkir kecil mengantung di ikat pinggangnya. Lalu di sekitar bajunya ada enam jenis minuman dengan warna yang beraneka ragam, seperti putih, hitam, merah, kuning, dan hijau. Ditangannya ada lonceng besar. Diatas kepalanya terdapat telur yang ditengahnya ada besi panjang

Selanjutnya Nabi Yahya A.s berkata: “Abu Murrah, jelaskan padaku tentang benda yang ada di atas bajumu, apa itu?”
Iblis menjawab: “Benda ini menyerupai milik orang majusi. Aku yang membuat agama majusi & aku memeluk agama tersebut”

Nabi Yahya A.s kembali bertanya: “Jelaskan padaku tentang cangkir kecil yang bergantung di ikat pingangmu bagian depan?”
Iblis menjawab: “Wahai nabi Allah di dalamya ada berbagai syahwat & jerat perangkapku
Yang pertama-tama aku jadikan alat untuk menjerat orang mukmin adalah wanita. Apabila dia tetap bisa taat kepada Allah Swt, maka aku akan mendatanginya lewat pengumpulan harta haram agar dia tamak untuk mendapatkannya. Apabila dia tetap taat kepada Allah Swt & hidup zuhud, aku akan mendatanginnya lewat minuman memabukkan sehingga aku bisa mendatangkan semua syahwat ini padanya. Aku memastikan ada sebagaian perangkap itu yang memperdaya orang mukmin, meski dia termasuk manusia paling Wara’ sekalipun.”

Nabi Yahya A.s bertanya: “Apa bentuk jerat tersebut?”
iblis menjawab: “Nabi Allah, jerat itu berupa berbagai bentuk asesoris & perhiasan wanita. Salah satu dari aksesoris & perhiasan itu selalu mewarnai baju wanita sehingga sesuai dengan wanita yang memakainya. Para lelaki pun akan terpikat melihat perhiasan yang melekat pada wanita itu.”

Nabi Yahya A.s bertanya: “Apa lonceng yang ada di tanganmu itu?”
Iblis menjawab: “Nabi Allah, ini adalah kumpulan sumber dari alat musik seperti kecapi, rebab, suling, gendang, dan berbagai jenis alat musik yang ada di tengah-tengah masyarakat. Mereka berkumpul di pesta kemaksiatan dengan membawa salah satu alat musik itu, lalu mereka bernyanyi, bersenang-senang, dan memainkan musik. Setiap kali melihat hal itu, aku segera memainkan lonceng ini sehingga suaranya bercampur dengan suara musik mereka. Dengan begitu mereka bertambah senang & bertambah semangat dalam bermusik. Ketika mendengarnya, ada diantara mereka yang mengeluarkan telunjuknya. Ada pula diantara mereka yang menghentakkan kepalanya & ada pula yang bertepuk tangan. Ini terus menerus mereka lakukan sampai mereka puas.”

Nabi Yahya A.s bertanya: “Telur yang ada dikepalamu itu telur apa?”
Iblis menjawab: “Jauhilah diriku & perangkapku, seperti yang telah dijelaskan oleh para nabi, orang-orang shaleh, para ahli ibadah, dan mereka yang Wara’ anda harus menjaga diri dari godaanku seperti halnya seperti kepalaku yang menjaga telur ini dari segala bencana.”

“Bencana apa itu?” tanya Nabi Yahya A.s kepada iblis.
“Laknat & kutukan” jawab iblis.

Nabi Yahya A.s kembali bertanya, “Kemudian apa besi panjang yang ada ditengahnya?”
Iblis menjawab: “Besi panjang adalah alat yang aku pakai untuk membolak-balik hati orang shaleh.”

Nabi Yahya A.s berkata: “Tinggal satu lagi”
”Apa itu..?” Tanya iblis.

Nabi Yahya A.s melanjutkan, ”Mengapa bentukmu sangat buruk & jelek ?”
iblis menjawab: “Nabi Allah, ini karena nenek moyang anda, Nabi Adam A.s. Tadinya aku dari golongan malaikat yang mulia. Aku tidak pernah mengangkat kepalaku dari sujud yang kulakukan selama empat ratus ribu tahun, namun, aku melanggar perintah Tuhan dengan tidak bersujud kepada Nabi Adam A.s. Allah Swt pun murka kepadaku & melaknatku. Aku pun berubah dari bentuk malaikat kepada bentuk setan. Padahal, tadinya diantara malaikat tidak ada yang rupanya lebih bagus dariku. Aku pun menjadi buruk, menakutkan seperti yang anda lihat sekarang.

Nabi Yahya A.s melanjutkan pertanyaannya: ”Apakah kamu pernah memperlihatkan dirimu & perangkapmu ini kepada orang lain?”
Iblis menjawab: “Tidak pernah, demi Tuhan, semua ini tidak pernah dilihat oleh manusia. Hanya anda satu-satunya yang aku muliakan dengan ini.”

Nabi Yahya A.s pun berkata: “Sungguh beruntung aku jika kamu mau menjawab dua pertanyaanku, yang satu umum & yang satu lagi bersifat khusus.”
Iblis menjawab: “Tanyakanlah wahai nabi Allah.”

Nabi Yahya A.s bertanya: “Terangkanlah padaku sesuatu yang paling menjadi harapanmu, yang paling menguatkan punggungmu, yang paling menghibur juru tulismu, yang paling menyenangkan matamu, dan yang paling menggembirakan hatimu?”
Iblis menjawab: “Nabi Allah, aku khawatir anda menceritakan hal ini kepada orang lain sehingga mereka akan menjaga diri dari hal itu, dengan begitu semua tipu muslihatku akan gagal.”

Nabi Yahya A.s berkata: “Dalam kitab suci, Allah Swt telah menceritakan kondisimu berikut tipu muslihatmu kepada para nabi & wali-Nya. Mereka pun telah menjaga diri dengan cara mereka. Sementara orang-orang yang sesat, kamu pasti lebih bisa menguasai mereka. Kamu dapat mempermainkan mereka seperti tongkat yang dipukulkan kepada bola. Keteranganmu kepada mereka tidak lebih diperhatikan & dicamkan daripada ucapan Allah Swt.”

Iblis kemudian menjelaskan: “Nabi Allah, hal yang paling aku harapkan & paling menyenangkan diriku adalah wanita. Ia merupakan jerat, perangkap, dan anak panah yang selalu tepat mengenai sasaran. Aku selalu berhasil dengan mereka. Aku berhasil menjatuhkan wanita dalam kebinasaan. Ketika menggoda para ahli ibadah & ulama, mereka bisa mengalahkanku. Lalu aku kirimkan pasukan untuk menyerang mereka, tetapi pasukan tersebut pun kalah.
Pada saat demikian aku ingat dengan wanita sehingga diriku menjadi tenang, amarahku menjadi reda, emosiku lenyap, jiwaku menjadi tenang, dan kekuatanku menjadi bertambah.
Seandainya wanita itu bukan dari keturunan Nabi Adam A.s, pasti aku akan bersujud kepada mereka. Mereka adalah maduku, jimat mereka ada padaku. Setiap mereka memiliki kebutuhan, maka aku berusaha membantu mereka untuk memenuhi kebutuhannya. Pasalnya mereka adalah harapanku, sandaranku, gantunganku, orang kepercayaanku, dan pembantuku.”

Kemudian Nabi Yahya A.s bertanya: “Apa manfaat yang kamu dapatkan dengan menyesatkan manusia, dengan apa kamu menguasai manusia?”

Iblis menjawab: “Allah Swt menciptakan kesenangan & kesedihan. Allah Swt juga menciptakan yang halal & yang haram. Dia memberikan pilihan diantara keduanya kepadaku saat Nabi Adam A.s diciptakan. Aku memilih syahwat & kesenangan. Aku juga memilih yang haram, yang keji, dan yang mungkar, sehingga semua itu yang menjadi kecerendungan & seleraku. Allah Swt juga memberikan pilihan kepada Nabi Adam A.s. Namun Nabi Adam A.s memilih kesedihan, ibadah, & yang halal. Sehingga semua itu menjadi tuntutan & harapannya. Semua itu menjadi harta & dagangannya, sementara yang sebaliknya telah menjadi harta & daganganku. Kebutuhan & keinginan seseorang merupakan nyawa kehidupannya. Jika kehidupannya hilang, orang itu pun binasa. Betapa banyak makhluk Allah yang ketika kebutuhan, keinginan, dan tekadnya hilang, dia segera mati & binasa. Demikian pula dengan hal ini. Aku telah memilihnya sehingga menjadi syahwat, hawa nafsu & hidupku.
Ketika hal itu hilang dariku, maka aku akan binasa. Namun ketika aku berhasil mengalahkannya, aku akan senang & tetap eksis. Seandainya syahwat, hawa nafsu, dan hidupku ada pada orang lain, berarti ia telah mengambilnya dariku. Aku pasti akan berusaha sekuat tenaga untuk mengalahkannya agar ia tetap menjadi penopang hidupku. Nah, dalam hal ini manusia telah merampas hidupku yang berupa syahwat dan hawa nafsu. Ia menyimpan & menyembunyikannya. Ia telah bersiap-siap memerangiku. Oleh karenanya tidak ada jalan lain bagi si pemilik asli untuk mendapatkan haknya kecuali dengan berperang & mengalahkan manusia yang dzalim itu. Itulah kondisiku & demikianlah aku senang ketika bisa mengalahkannya.”

Nabi Yahya A.s kembali bertanya: “Apa bentuk kedzaliman manusia sehingga kamu mengatakannya dzalim?”

Iblis menjawab: “Bentuk kedzalimannya adalah dia merampas hawa nafsuku dan menyimpannya di tempat miliknya. Kalaulah bukan karena kedzalimannya itu, aku tidak akan berusaha memeranginya & mengambil barang halal darinya, sebagaimana dia telah mengambil hawa nafsu & barang haram milikku.”

Nabi Yahya A.s bertanya lagi: “Bukankah tidak masuk akal kalau kamu ingin mengambil kembali hawa nafsumu, padahal kamu gembira kalau dia mempergunakannya & bersedih kalau dia tidak mempergunakan hawa nafsumu dalam segala urusannya?”

Iblis menjawab: “Kalau dia mempergunakan hawa nafsuku, aku tidak bersedih, tetapi gembira, karena berarti ia telah memenuhi kebutuhanku. Aku malah bersedih kalau dia tidak mempergunakannya. Aku tidak meminta kebutuhanku itu karena ia telah mengambilnya dariku. Aku juga tidak berharap dia mengembalikannya. Sebab hal itu telah melekat padanya. Namun aku ingin dia mempergunakannya. Ketika ia mempergunakannya, maka itu berarti dia telah memberikan kepadaku apa yang menjadi keinginan, pilihan & hidupku. Dia adalah bagian dari diriku. Jika dia mempergunakan harapanku, maka itu berarti dia telah membuatku hidup & bahagia. Pasalnya, dia mempergunakan sesuai maunya.
Akan tetapi, kalau dia tidak mempergunakannya, maka itu berarti hawa nafsu tersebut tersimpan seperti tahanan. Jika dia berada dalam keadaan terkekang & terikat, padahal dia adalah nyawa kehidupanku, sehingga seolah-olah aku dipenjara & terikat, maka aku menjadi sedih.
Dengan begitu dia mengganti kehidupanku dengan kematian. Oleh karena itu aku berusaha dengan berbagai cara & mendatanginya dengan segala tipu daya. Aku kerahkan segala perangkat & sarana. Aku keluarkan semua hiburan berikut alat-alatnya. Lalu aku pukul, aku gerakkan, dan aku lambaikan dengan dia melihatnya. Dengan cara itu dia mulai bermusik dengan semangat. Dia juga mempergunakan hawa nafsu yang ada padanya yang merupakan nyawa & syahwatku. Aku pun menjadi hidup & bahagia sampai dia menemukan jalan untuk bergerak & terlepas dari pohon tersebut. Inilah yang belum aku sebutkan oleh siapa pun juga semenjak aku di cipta. Seandainya aku tidak melihat kelebihan & kemuliaan yang anda miliki, aku tidak akan menerangkan semua ini pada anda.”

Nabi Yahya A.s kemudian berujar: “Tinggal satu pertanyaan bersifat khusus & pribadi yang ingin aku tanyakan padamu.”
Iblis menjawab: “Ya, tanyakanlah.”

Nabi Yahya A.s melanjutkan pertanyaanya: “Apakah kamu menemukan peluang untuk menggoda diriku dalam pandangan, ucapan lisan, atau itikad kalbu?”

Iblis menjawab: “Secara umum memang tidak ada hanya saja ada satu hal dari anda yang menarik bagiku. Meski begitu, itu sudah cukup bagiku. Ada satu pintu utama yang bisa aku manfaatkan untuk menggoda diri anda.”

Ketika mendengar pernyataan iblis tersebut, wajah Nabi Yahya A.s menjadi suram. Ia bingung, hatinya sedih, jiwanya terperanjat, & kaget.

Nabi Yahya A.s berkata: “Apakah itu ?”
Iblis menjawab: Anda adalah orang yang banyak makan. kadang kala anda terlalu banyak makan, sehingga menyebabkan pencernaan anda tidak sehat. Kondisi anda juga menjadi lemah, mengantuk, malas & gampang tidur. Kadang kala anda tidur disaat anda harusnya bangun di tengah malam untuk beribadah. Ini yang menarik bagiku dari diri anda.”

Nabi Yahya A.s berkata: “Dengan kondisi tersebut kamu mendapatkan kesempatan untuk menggodaku?”
Iblis menjawab : “Ya!”

Nabi Yahya A.s berkata : “Apa yang membuatmu gembira dengan itu?”
Iblis menjawab: “Anda tidak mencamkan apa yang aku sebutkan pada anda. Aku akan menggiring anda pada sesuatu yang di benci oleh Allah Swt, yang tentu saja menjadi sesuatu yang aku sukai. Sebaliknya, sesuatu yang disukai Allah Swt adalah sesuatu yang aku benci. Ketika manusia memilih sesuatu yang aku benci, aku tidak berdaya atasnya, sehingga aku berusaha sekuat tenaga untuk menipunya sampai dia memilih apa yang aku sukai. Semua itu aku lakukan karena hidupku bergantung pada apa yang aku sukai disukai pula oleh manusia. Sebaliknya, kematian, kebinasaan, kehinaan & kelemahanku terletak pada apa yang aku benci dimanfaatkan manusia. Ketauhilah yang aku benci itu adalah barang halal, yang baik serta kesedihan. Yang aku sukai itu adalah barang yang haram, yang buruk serta kesenangan.”

“Allah Swt telah mengingatkanmu dengannya. Anda cukup beruntung, Yahya!” Iblis mengatakan itu karena dia telah memberitahukan kesempatan yang mungkin di dapatnya dari Nabi Yahya A.s.

Nabi Yahya A.s bertanya: “Sepanjang hidupku, hanya itu kesempatan yang bisa kamu dapat dariku?”
Iblis menjawab: “Ya, tidak ada lagi kecuali itu.”

Nabi Yahya A.s kemudian menegaskan, “aku berjanji kepada Allah Swt untuk tidak meninggalkan dunia dalam kondisi kenyang.”
Mendengar hal itu, iblis menjadi marah & sedih, sebab Nabi Yahya A.s telah melakukan antisipasi tipu daya iblis. Ia berkata : “Anda telah menipuku & membuatku kesal. Harapanku pun sirna dari menggoda anda.”

Kemudian iblispun meninggalkan Nabi Yahya A.s dengan sangat murah

LihatTutupKomentar