Perbedaan Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu bagian penting dari pelaksanaan pembelajaran yang tidak dapat diabaikan adalah pelaksanaan penilaian. Dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang dioperassionalkan melalui kurikulum tingkat stuan pendidikan KTSP dikenal dengan istilah assesment  pembelajaran. [1]dalam pelaksanaan assessment  pembelajaran guru dihadapkan pada tiga istilah yang sering dikacaukan pengertiannya atau bahkan sering pula digunakan secara bersama yaitu istilah pengukuran penilaian dan tes. Oleh karena itu dalam makalah penulis akan bememaparkan istilah-istilah tersebut terutama pengukura, penilaian dan evaluasi. [2]
B.    Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pengukuran, penilaian dan evaluasi ?
2.      Apa perbedaan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi ?
3.      Bagaimana hubungan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengukuran
            Measurement atau pengukuran diartikan sebagai proses untuk menentukan luas atau kuantitas sesuatu (Wondt, Edwin and G.W. Brown, 1957:1), dengan pengertian lain pengukuran adalah suatu usaha untuk mengetahui keadaan sesuatu seperti adanya yang dapat dikuantitaskan, hal ini dapat doperoleh dengan jalan tes atau cara lain.
            Pengukuran diartikan sebagai kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria. Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap individu atau karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel & Frisbie, 1986: 14). Allen  & Yen mendefinisikan pengukuran sebagai penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu (Djemari Mardapi, 2000: 1), esensi dari pengukuran adalah kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-aturan tertentu. Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.[3]
B.    Penilaian
            Penilaian (assessment)hasil belajar merupakan komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas sistem penilaiannya. Penilaian dalam konteks hasil belajar diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran tentang kecakapan yang dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
            Menurut Djemari Mardapi kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang lebih baik. The Task Group on Asessment and Testing (TGAT) mendeskripsikan asessment sebagai semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok.
            Popham mendefinisikan asessment dalam konteks pendidikan sebuah usaha formal untuk menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan. Boyer & Ewel mendefinisikan asessment sebagai proses yang menyediakan informasi tentang individu siswa, tentang kurikulum atau program, tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem institusi. Jadi dapat disimpulkan bahwa assessment atau penilaian dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu.
            Menurut Chittenden (Djemari, 2008:6) kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran perlu diarahkan pada empat hal, yaitu :
1.         Penelusuran, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menelusuri apakah proses pembelajaran telah berlangsung sesuai yang direncanakan atau tidak.
2.         Pengecekan, yaitu untuk mencari informasi apakah terdapat kekurangan-kekurangan pada peserta didik selama proses pembelajaran.
3.         Pencarian, yaitu untuk mencarai dan menemukan penyebab kekurangan yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung.
4.         Penyimpulan, yaitu untuk menyimpulkan tentang tingkat pencapaian yang diperoleh peserta didik.[4]
            Teknik penilaian dapat dilakukan oleh guru untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa. Namun, tidak ada satu pun teknik penilaian yang paling tepat untuk semua kompetensi untuk setiap saat. Teknik penilaian yang diguanakan sangat tergantung pada kecakapan yang akan dinilai. Untuk menilai kecakapan akademik akan berbeda dengan kecakapan vokasional maupun kecakapan personal.
            Secara umum penilaian terhadap hasil belajar dapat dilakukan dengan tes, (tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan), pemberian tugas, penilaian kinerja (performance assessment), penilaian proyek , penilaian hasil kerja peserta didik (product assessment), penilaian sikap,  dan penilaian berbasis portofolio (portofolio based assessment). Setiap teknik penilaian penilaian mempunyai keterbatasan. Penilaian yang komprehensif memerlukan lebih dari satu teknik penilaian.[5]
C.    Evaluasi
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilain atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily, 1983: 220).  Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi bukan sekedar menilai sesuatu aktivitas secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas. Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggung jawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Evaluasi juga merupakan penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.[6]
            Kegiatan evaluasi memerlukan penggunaan informasi yang diperoleh melalui pengukuran maupun dengan cara lain untuk menentukan pendapat dan membuat keputusan-keputusan pendidikan. Pendapat dan keputusan tentu saja akan dipengaruhi oleh kesan pribadi dan sistem-nilai yang ada pada sipembuat keputusan (Sumardi Suryabrata, 1983: 33).[7]
B. Perbedaan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran
Perbedaan antara evaluasi dengan penilaian adalah terletak apada scope (ruang lingkup) dan pelaksanaanya. Ruang lungkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah atau komponen atau asspek saja, seperti prestasi belajar peserta didik.  Pelaksanaan penilaian biasanya dilaksanakan pada konteks internal , yakni orng-orang yang menjadi bagian atau terlibat dalam sistem pembelajaran yang bersagkutan. Misalnya, guru menilai prestasi belajar peserta didik , supervisisor menilai kenerja guru dan sebagainya. Ruang lingkup evaluasi lebih luas mencakup semua komponen dalam suatu sistem (sistem pendidikan, sistem kurikulum, sistem pembelajaran) dan dapat dilakukan tidak hanya pihak internal (evaluasi internal ) tetapi juga pihak eksternal (evaluasi eksternal ) , seperti konsultan mengevaluasi suatu program.

EVALUASI

PENILAIAN

PENGUKURAN
Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran , sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran. Pengukuran lebih memebatasi kepada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik (learning progres) , sedangkan evalusi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Di samping itu,  evaluasi dan penilaian pada hakikatnya  merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek. Keputusan penilaian (value judgemen ) tidak hanya didasarkan kepada hasil pengukuran (quantitativ description) , tetapi dapat pula didasarkan kepada hasil pengamatan dan wawancara (quqlitatif description ). Untuk lebih jelasnya anda dapat memeperhatikan gambar berikut:

TES & NON TES


Gambar1.1:  hubungan evaluasi, penilaian, pengukuran dan tes [8]
C. Hubungan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran
Proses pengukuran, penilaian, evaluasi dan pengujian merupakan suatu kegiatan atau proses yang bersifat hirarkis. Artinya kegiatan dilakukan secara berurutan dan berjenjang yaitu dimuali dari proses pengukuran kemudian penilaian dan terakhir evaluasi. Sedangkan proses pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.[9]Secara umum dapat dikatakan bahwa pengukuran adalah suatu proses pemberian angaka pada sessuatu atau seseorang berdasarkan aturan-aturan tertentu. Hasilnya hanyalah angka-angka (skor). Pengukuran tidak membuahkan nilai atau baik-buruknya sesuatu , tetapi hasil pengukuran dapat dipakai untuk membuat penilaian dan evaluasi.[10]


DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam  Kementrian Agama  RI
Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Haryati, Mimin. 2008 .Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan
Pendidikan .Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta.
Silverus, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik .Jakarta: PT
Grasindo.
Thoha, M. Chabib. 1991. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Gravindo.
Uno ,Hamzah B dan Stria Kono. 2012.Assesment Pembelajaran.Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran..Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
http://nalar-langit.blogspot.co.id/2016/01/perbedaan-pengukuran-penilaian-dan.html



[1]Hamzah B. uno dan Stria Kono, Assesment Pembelajaran. (Jakarta: PT Bumi Aksara,2012) hlm: v
[2]Ibid.,hlm: 2
[3]M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Gravindo,1991).hlm: 2
[4]Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran.(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009).hlm:29-32
[5]ibid .,hlm: 33-34
[6]M. Chabib Thoha,Op.cit.,hlm:1-2
[7]Daryanto, Evaluasi Pendidikan.(Jakarta: PT Rineka Cipta,1999).hlm: 6-7
[8]Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran. (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam  Kementrian Agama  RI , 2012) hlm: 11
[9]Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan . (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2008). Hlm: 14
[10]Suke Silverus, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik .(Jakarta: PT Grasindo,1991).hlm: 6
LihatTutupKomentar