Makalah Fungsi, Tujuan dan Kegunaan evaluasi Pendidikan Islam

A.       PENDAHULUAN
Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, yang berarti penilaian atau penaksiran. Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah imtihân, yang berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan.[5] Salah satu tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mengetahui ketercapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan evaluasi, suatu kegiatan dapat diketahui atau ditentukan taraf kemajuannya. [6]
Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap output yang dihasilkannya. Abdul Mujib dkk mengungkapkan, bahwa untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan oleh peserta didik diperoleh melalui evaluasi.[7]Dengan kata lain, penilaian atau evaluasi digunakan sebagai alat untuk menentukan suatu tujuan pendidikan dicapai atau tidak.[8]Atau untuk melihat sejauhmana hasil belajar siswa sudah mencapai tujuannya.
Pada hakikatnya, belajar adalah suatu aktivitas yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku (behavioral change) pada diri peserta didik. Perubahan tingkah laku tersebut tentunya harus berdasarkan usaha dari peserta didik. Seorang guru hanya sebagai fasilitator dan motivator untuk mendukung perubahan peserta didik.
Tidak bisa kita pungkiri bahwa tujuan utama dari kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah agar siswa dapat menguasai bahan-bahan belajar sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.[9]Untuk mencapai hal tersebut, tentunya seorang guru harus melakukan berbagai usaha mulai dari menyusun rencana pembelajaran, menentukan strategi yang sesuai dengan materi yang diajarkan, pemilihian media yang sesuai sampai pelaksanaan evaluasi pembelajaran dan umpan balik.
Jika seorang guru merasa bertanggung jawab terhadap penyempurnaan pembelajaran yang berlangsung, maka seorang guru diharuskan untuk melakukan evaluasi terhadap media yang digunakannya. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari media yang telah digunakan sehingga seorang dapat mengetahui perubahan-perubahan apa yang seharusnya dilakukan agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif. Untuk itu, diperlukan suatu alat ukur atau barometer yang dapat mengungkapkan prestasi belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas secara sederhana apa saja fungsi-fungsi evaluasi pendidikan Islam, tujuan evaluasi pendidikan Islam serta kegunaan evaluasi pendidikan Islam. Ketiga hal tersebut akan penulis bahas pada pembahasan selanjutnya.
B.       PEMBAHASAN
1.     Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam
Secara garis besar dalam proses belajar mengajar, evaluasi memiliki fungsi pokok,[10]sebagai berikut:
1.     Mengukur kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar mengajar selama jangka waktu tertentu.
2.     Untuk mengukur sampai di mana keberhasilan sistem pengajaran yang digunakan.
3.     Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan proses belajar mengajar.
Dalam rangka menerapkan prinsip keadilan dan keikhlasan, evaluasi pendidikan berfungsi:[11]

  1. Penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan-peranan masa hadapan dan pemindahan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan peranan-peranan tersebut.
  2.  Pemindahan pengetahuan kepada generasi muda.
  3. Pemindahan nilai-nilai dari generasi tua kepada generasi muda.
  4. Mendidik anak didiknya beramal di dunia ini untuk memetik hasilnya di akhirat.
Seorang pendidik melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:[12]
1.     Untuk mengetahui atau mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh peserta didik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan agama.
2.     Mengetahui prestasi hasil belajar guna menetapkan keputusan.
3.     Untuk mengetahui efektivitas cara belajar dan mengajar yang telah dilakukan benar-benar tetap atau tidak, baik yang berkenaan dengan sikap guru maupun peserta didik.
4.     Mengetahui kelembagaan guna menetapkan keputusan yang tepat dan mewujudkan persaingan sehat, dalam rangka berpacu dalm prestasi.
5.     Untuk mengetahui sejauh mana kurikulum telah dipenuhi dengan proses kegiatan belajar mengajar.
6.     Untuk mengetahui pembiayaan yang dibutuhkan dan yang dikeluarkan dalam berbagai kebutuhan.
7.     Sebagai bahan laporan terhadap orangtua peserta didik.
Pendapat yang hampir sama dikemukakan Oemar Hamalik, bahwa fungsi evaluasi adalah untuk membantu peserta didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan padanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya, selain itu juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan adequate (cukup memadai) metode pengajaran serta membantu dan mempertimbangkan administrasinya.[13]Sementara pendapat lain mengemukakan, evaluasi berfungsi sebagai:[14]
1.     Mengidentifikasi dan merumuskan jarak dari sasaran-sasaran pokok dari kurikulum secara komprehensif;
2.     Penetapan bagi tingkah laku apa yang harus direalisasikan oleh siswa;
3.     Menyeleksi atau membentuk instrumen-instrumen yang valid, terpercaya dan praktis untuk menilai sasaran-sasaran utama proses kependidikan atau ciri-ciri khusus dari perkembangan dan pertumbuhan manusia didik.
Adapun fungsi evaluasi menurut Abudin Nata[15]adalah:
1.     Mengetahui tercapai tidaknya tujuan.
2.     Memberi umpan balik bagi guru dalam melakukan proses pembelajaran.
3.     Untuk menentukan kemajuan belajar.
4.     Untuk mengenal peserta didik yang mengalami kesulitan.
5.     Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar yang tepat.
6.     Bagi pendidik, untuk mengatur proses pembelajaran. Bagi peserta didik untuk mengetahui kemampuan yang telah dicapai, bagi masyarakat untuk mengetahui berhasil tidaknya pelaksanaan program.
Selain itu, ada beberapa fungsi lain yang bisa disebut, yaitu: fungsi seleksi, fungsi penempatan, fungsi pengukur keberhasilan dan fungsi diagnosis.[16]
2.     Tujuan Evaluasi Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan merupakan kriteria atau ukuran dalam evaluasi pendidikan. Menurut Anas Sudijono, tujuan evaluasi adalah, pertama, untuk mencari informasi atau bukti-bukti tentang sejauhmana kegiatan-kegiatan yang dilakukan telah mencapai tujuan, atau sejauhmana batas kemampuan yang telah dicapai oleh seseorang atau sebuah lembaga. Kedua, untuk mengetahui sejauhmana efektifitas cara dan proses yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.[17]
Menurut Abdul Mujib dkk,[18]tujuan evaluasi adalah:
1.     Mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian, dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan perilakunya.
2.     Mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga yang lemah diberi perhatian khusus agar ia dapat mengejar kekurangannya.
3.     Mengumpulkan informasi yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil pendidikan yang telah dicapai untuk kemudian dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.[19]
3.     Kegunaan Evaluasi Pendidikan Islam
Secara umum ada empat kegunaan evaluasi dalam pendidikan Islam,[20]sebagai berikut:
1.     Dari segi pendidik, yaitu untuk membantu seorang pendidik mengetahui sejauhmana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan tugasnya.
2.     Dari segi peserta didik, yaitu membantu peserta didik untuk dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar ke arah yang lebih baik.
3.     Dari segi ahli fikir pendidikan Islam, untuk membantu para pemikir pendidikan Islam mengetahui kelemahan teori-teori pendidikan Islam dan membantu mereka dalam merumuskan kembali teori-teori pendidikan Islam yang relevan dengan arus dinamika zaman yang senantiasa berubah.
4.     Dari segi politik pengambil kebijakan pendidikan Islam, untuk membantu mereka dalam membenahi sistem pengawasan dan mempertimbangkan kebijakan yang akn diterapkan dalam sistem pendidikan nasional (Islam).
Sementara itu, sasaran evaluasi pendidikan meliputi: peserta didik dan juga pendidik untuk mengetahui sejauhmana ia bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.[21]Sementara menurut Abudin Nata, bahwa sasaran evaluasi yaitu untuk mengevaluasi peserta didik, pendidik, materi pendidikan, proses penyampaian materi pelajaran, dan berbagai aspek lainnya yang berkaitan dengan materi pendidikan.[22]
Sasaran-sasaran evaluasi pendidikan Islam secara garis besarnya melihat empat kemampuan peserta didik,[23]yaitu:
1.     Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan Tuhannya.
2.     Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.
3.     Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam sekitarnya.
4.     Sikap dan pandangannya terhadap diri sendiri selaku hamba Allah Swt, anggota masyarakat serta selaku khalifah-Nya di muka bumi.
C.       PENUTUP
1.     Kesimpulan 
Evaluasi pada hakikatnya adalah upaya untuk mencari informasi apakah proses, tujuan, kebijakan, atau kondisi yang diinginkan telah dicapai. Untuk mengetahui ini perlu ditentukan apa sesungguhnya sasaran yang dievaluasi, beserta domain, dimensi serta indikator-indikatornya. Lalu bagaimana teknik yang valid dan reliableuntuk bisa digunakan menggali informasi.
Pendidikan Islam merupakan sistem yang memiliki beberapa karakteristik berbeda dengan pendidikan pada umumnya, terutama karena agama (Islam) tidak sekedar menjadi mata pelajaran, tetapi paradigma yang melandasi dasar dan tujuannya.
Oleh karena itu harus mengembangkan sendiri evaluasi yang sesuai dengan karakternya sendiri. Model, teknik, dan instrumen evaluasi yang tidak tepat akan melahirkan informasi dan keputusan yang tidak tepat juga, sehingga tidak akan memberikan informasi yang tepat terhadap pencapaian tujuan-tujuan Pendidikan Islam yang sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Rasyidin dkk, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, teoritis dan Praktis, Jakarta: Ciputat Press, 2005,,
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, cet. I., Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.
Athiyah al-Abrasyî, Muhammad, Ruh al-Tarbiyah wa al-Ta’lim, Saudi Arabia: Dar Al-Ahya’, t.th.
Hamalik, Oemar, Pengajaran Unit, Bandung: Alumni, 1982.
Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, cet. II.,  Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989.
Lubis, Khoiruddin, Merencanakan Evaluasi Program Pendidikan Agama Islam, t.th.
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,cet. V., Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2008.
http://nalar-langit.blogspot.co.id/2016/01/makalah-fungsi-tujuan-dan-kegunaan.html
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, cet. II., Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.
Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 2005.
___________, Ilmu Pendidikan Islam, cet. I., Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, cet. 10., Jakarta: Kalam Mulia, 2008.
Ridwan, Yayan, Ilmu Pendidikan Islam, cet. I., Jakarta: Sedaun, 2011.
Siddik, Muhammad, Evaluasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama (SMP), t.th.
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo, 2006.
Zuhairini, dkk., Metodik Khusus pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, 1981.



[1]Mahasiswi STAI Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas, Tahun 2012, Semester VB, Jurusan Tarbiyah,  Program Studi Pendidikan Agama Islam, Mata Kuliah Pengembangan Sistem Evaluasi PAI, Dosen Pengampu: Kaspullah, S.Ag., M.S.I.
[2]Oemar Hamalik, Pengajaran Unit, Bandung: Alumni, 1982, hlm. 106.
[3]Yayan Ridwan, Ilmu Pendidikan Islam, cet. I., Jakarta: Sedaun, 2011, hlm. 27.
[4]Zuhairini, dkk., Metodik Khusus pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, 1981, hlm. 139.
[5]Muhammad Siddik, Evaluasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama (SMP), t.th., hlm. 2.
[6]Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, cet. I., Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, hlm. 307.
[7]Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, cet. 10., Jakarta: Kalam Mulia, 2008, hlm. 220.
[8]Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, cet. II.,  Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989, hlm. 120.
[9]Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, cet. V., Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2008, hlm. 225.
[10]Khoiruddin Lubis, Merencanakan Evaluasi Program Pendidikan Agama Islam, t.th., hlm. 2.
[11]Ibid., hlm. 2-3.
[12]Ramayulis, Ilmu Pendidikan……., hlm. 224.
[13]Oemar Hamalik, Pengajaran Unit, hlm. 212.
[14] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm. 167.
[15]Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 2005, hlm. 188.
[16] Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, hlm. 10-11.
[17]Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo, 2006, hlm. 18.
[18]Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, cet. II., Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, hlm. 211.
[19]Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, cet. I., Jakarta: Ciputat Pers, 2002, hlm. 53.
[20]Al-Rasyidin dkk, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, teoritis dan Praktis, Jakarta: Ciputat Press, 2005, hlm. 77-78.
[21]Muhammad Athiyah al-Abrasyî, Ruh al-Tarbiyah wa al-Ta’lim, Saudi Arabia: dar Al-Ahya’, t.th., hlm. 362.
[22]Abudin Nata, Ilmu Pendidikan…….., hlm. 308.
[23] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam……, hlm. 162-163.
LihatTutupKomentar