MODEL-MODEL POLA ASUH

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
      Keluarga adalah lingkungan pertama dalam kehidupan seorang anak. Hal ini akan menjadi dasar perkembangan sang anak berikutnya. Oleh karena itu dibutuhkan pola asuh yang tepat dari orang tua. Mendidik anak dengan baik dan benar, berarti menumbuhkembangkan totalitas potensi anak secara wajar.
      Peranan orang tua dalam membentuk pribadi seorang anak sangatlah penting. Maka dari itu orang tua tidak boleh melepas anaknya (tidak mendidik). Jika hal itu terjadi, akan mengancam kpribadian anak pada masa yang akan datang.
      Orang tuapun harus mengupayakan potensi jasmani dan rohani. Potensi jasmani diupayakan melalui pemenuhan kebutuhan jasmani, seperti sandang, pangan dan papan, agar pertumbuhan jas mani seorang anak dapat tumbuh secara wajar. Sedangkan potensi rohani diupayakan melalui pembinaan akhlak, budi pekerti dan intelektual.

Tujuan Pembuatan Makalah

Dalam penulisan makalah ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai, diantaranya adalah :
Untuk mengetahui  pengertian keluarga, pola asuh, orang tua, dan anak.
Mengetahui hubungan orang tua dan anak.
Mengetahui tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak.
Untuk mengetahui model-model pola asuh dalam keluarga.
Mengetahui pengaruh  pola asuh pada diri seorang anak.


BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Keluarga

            Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubngan darah dan hubungan sosial. Keluarga dalam dimensi hubungan darah merupakan suatu kesatuan social yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan yang lainnya.
            Dalam pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri.
            Sedangkan dalam pengertian pedagogis, keluarga adalah suatu persekutuan hidup yang dijalani oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan, yang bermaksud untuk saling menyempurnakan diri.
2.2 Pengertian Pola Asuh
Secara etimologi, pola berarti bentuk, tata cara. Sedangkan asuh berarti menjaga, merawat dan mendidik. Sehingga pola asuh berarti bentuk atau sistem dalam menjaga, merawat dan mendidik. Jika ditinjau dari terminologi, pola asuh anak adalah suatu pola atau sistem yang diterapkan dalam menjaga, merawat dan mendidik seorang anak yang bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak dari segi negatif atau positif.




Pengertian Orang tua

Orang tua adalah ayah dan ibu yang melahirkan manusia baru ( anak ) serta mempunyai kewajiban untuk mengasuh, merawat dan mendidik anak tersebut guna menjadi generasi yang baik. Orang tua mempunyai peran yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan mental dan spiritual anaknya.

Pengertian Anak

            Ditinjau dari perspektif terminologis, yang dimaksud dengan anak adalah bayi yang baru lahir dengan usia 0 tahun sampai dengan usia 14 tahun. Jadi, menurut pengertian ini, individu yang sudah berusia di atas 14 tahun bukan termasuk kategori anak lagi. Begitu juga yang berusia dibawah 0 tahun. Dengan demikian, aspek usia biologis yang menjadi ukuran untuk menentukan criteria seorang anak, yaitu dari usia 0-14 tahun.
            Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa anak-anak atau manusia biasanya berada dalam cakupan tiga jenis, yaitu :
Genius
      Anak genius adalah anak yang liar biasa cerdasnya sehingga dapat menciptakan sesuatu yang sangat tinggi nilainya. Bila diukur dengan tes intelegensi, IQ mereka paling rendah 140 sedangkan yang paling tinggi dapat mencapai 200 lebih.
Gifted
      Anak gifted memiliki tingkat kecerdasan tinggi yang bila di ukur dengan tes intelegensi, IQ mereka kurang lebih 125-140. Tingkat gifted berada dibawah tingkat genius dan di atas tingkat superior.
Superior
      Anak superior menduduki batas IQ kurang lebih 110-125. Sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi.

Orang Tua Dan Anak
            Orang tua dan anak adalah satu ikatan jiwa. Dalam keterpisahan raga, jiwa mereka bersatubdalam ikatan keabadian. Tak seorangpun mencerai-beraikannya. Ikatan itu dalam bentuk hubungan emosional antara anak dan orang tua yang tercermin dalam perilaku. Meskipun suatu saat misalnya, ayah ibu mereka sudah bercerai karena suatu sebab, tetapi hubungan emosional antara orang tua dan anak tidak pernah putus.
            Orang tua dan anak dalam suatu keluarga memiliki kedudukan yang berbeda. Dalam pandangan orang tua, anak adalah buah hati dantumpuan di masa depan yang harus dipelihara dan dididik.

Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Mendidik Anak

            Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya tampil dalam bentuk yang bermacam-macam. Secara garis besar, bila dibutir, maka tanggung jawab orang tua terhadap anaknya adalah bergembira menyambut kelahiran anaknya, member nama yang baik, memperlakukan dengan lembut dan kasih sayang, menanamkan rasa cinta sesame anak, member pendidikan akhlak, menanamkan aqidah, melatih anak mengerjakan shalat, berlaku adil, memperhatikan teman anak,menghormati anak, memberi hiburan, mencegah perbuatan bebas.  
            Konteks dengan tanggung  jawab orang tua dalam pendidikan, maka orang tua adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Bagi anak orang tua adalah model yang harus ditiru dan diteladani. Sebagai model, orang tua seharusnya memberikan contoh yang terbaik bagi anak dalam keluarga. Sikap dan perilaku orang tua harus mencerminkan akhlak yang mulia.


Model-Model Pola Asuh

Pola Asuh Demokratis
      Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga membarikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.

Pola Asuh Otoriter
      Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cendarung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orangtua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya.

Pola Asuh Permisif
      Pola asuh ini memberi pengawasan yang sangat longgar. Memberi kesempatan anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak.


Pola Asuh Penelantar

      Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga biayapun dihemat-hemat untuk anak mereka. Termasuk dalam tipe ini adalah prilaku penelantaran secara fisik dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu yang depresi pada umumnya tidal mampu memberikan perhatian fisik maupun psikis pada anak-anaknya.

Pengaruh Pola Asuh Pada Anak

Pengaruh pola asuh demokrasi akan menghasilkan perasaan diterimanya sang anak di dalam anggota keluarga. Jika anak merasa diterima dalam keluarga, mereka akan mudah membangun konsep diri dan berpikir positif.
Pengaruh pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma-norma, berkepribadian lemah, cemas dan terkesan menarik diri.
Pengaruh pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang impulsif, agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang matang secara sosial dan kurang percaya diri.
Pengaruh pola asuh penelantaran akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman-temannya, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru, dan kooperatif terhadap orang lain.


 BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Dari pemeparan dalam makalah ini, dapat disimpulkan, bahwa peranan orang tua sangat penting dalam mengupayakan potensi jasmani dan rohani anak. Hubungan  orang tua dan anak adalah satu ikatan jiwa. Dalam keterpisahan raga, jiwa mereka bersatubdalam ikatan keabadian. Dalam pembahasan terdapat empat model pola asuh dalam keluarga, yaitu :
  1. Pola asuh demokratis
  2. Pola asuh otoriter
  3. Pola asuh permisif
  4. Pola asuh penelantar.
Dari masing-masing pola asuh memiliki pangaruh yang berbeda-beda bagi anak, yaitu :
Pengaruh pola asuh demokrasi akan menghasilkan perasaan diterimanya sang anak di dalam anggota keluarga. Jika anak merasa diterima dalam keluarga, mereka akan mudah membangun konsep diri dan berpikir positif.
Pengaruh pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma-norma, berkepribadian lemah, cemas dan terkesan menarik diri.
Pengaruh pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang impulsif, agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang matang secara sosial dan kurang percaya diri.
Pengaruh pola asuh penelantaran akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman-temannya, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru, dan kooperatif terhadap orang lain.


















Prof. DR. Moh.Shochib,Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri, (Jakarta:Rineka Cipta 2010). hlm.17.
Ibid, hlm. 17
Ibid, hlm. 17
ibid
Dr. As’aril Muhajir, M.Ag, Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media 2011), hlm.114
Asef Umar Fakhruddin,Mendidik Anak Menjdi Unggulan, (Yogyakarta: Manika2010), hlm.2
Ibid. hal.3
Ibid. hal.3
Drs.Syaiful Bahri Djamarah.M.Ag,Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga, (Jakarta:Rineka Cipta 2004),hlm.27
Ibid,hlm 27
Ibid,hlm 28
Ibid.hlm 29

ibid
ibid
ibid
Prof. DR. Moh.Shochib,Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri,(Jakarta: Rineka Cipta 2010), hlm. 130
ibid
ibid

LihatTutupKomentar