Penulis : Asnawan, S.Pd.I., M.Si
Tahun : September 2010
Penerbit : JURNAL FALASIFA. Vol. 1 No. 2
Judul : PENDIDIKAN ISLAM DAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
RANGKUMAN :
Hasan Langgulung mengutip dalam bukunya yang berjudul Asas-asas Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1993), hlm. 62, mendefinisikan pendidikan Islam adalah suatu proses spiritual, akhlak, intelektual dan sosial yang berusaha membimbing manusia dan memberinya nilai-nilai, prinsip-prinsip dan teladan ideal dalam kehidupan yang bertujuan mempersiapkan kehidupan dunia akhirat. Hal 99
Al-Syaibani mengutip dalam buku Abdul Mukti, “Pendidikan Agama dalam Masyarakat Teknokratik”, dalam Ismail SM, Nurul Huda, Abdul Kholiq (ed), Paradigma Pendidikan Islam (Semarang: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 348. merumuskan tujuan pendidikan Islam, sebagai berikut: 1) tujuan yang berkaitan dengan individu yang mencakup perubahan berupa pengetahuan, tingkah laku, jasmani dan rohani, dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan akhirat; 2) tujuan yang berkaitan dengan masyarakat yang mencakup tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan hidup di masyarakat, serta memperkaya pengalaman masyarakat; 3) tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, seni, profesi dan sebagainya. Hal 100
Pengertian pendidikan pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.Karakter seperti yang sudah dijelaskan diatas yakni sifat utama (pola) baik pikiran, sikap, perilaku maupun tindakan yang melekat kuat dan menyatu dalam diri seseorang.
Amin Haedari, dkk, mengartikan teknologi sebagai semua perwujudan alam yang direkayasa oleh manusia, sehingga tidak lagi “alami” seperti yang telah disajikan kepada manusia oleh sang pencipta. Perwujudan ini bisa terkait dengan bidang transportasi seperti kendaraan bermotor atau mobil, bidang pertanian seperti bibit tanaman unggul, bidang kesehatan seperti obat antibiotika, atau di bidang lainnya, termasuk teknologi di bidang komunikasi dan informasi seperti telepon seluler, camera digital, komputer, jaringan internet, dan sebagainya. Dari definisi di atas, mengisyaratkan beberapa hal penting, di antaranya adalah: pertama, teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan sains; kedua, teknologi bersumber atau berkaitan erat dengan alam semesta; ketiga, tujuan penciptaan dan penerapan teknologi adalah untuk kenyamanan manusia.23 Dengan demikian, secara prinsip teknologi tidak dapat dipisahkan dari alam dan manusia. Karena pada dasarnya, teknologi diciptakan untuk “melayani” dan memudahkan kehidupan manusia. Sedangkan sistem komunikasi, atau biasa juga disebut dengan sistem informasi, adalah suatu organisasi atau penyampaian berita, ketentuan atau pengetahuan dalam komunikan tertentu.
Dengan kata lain, sistem komunikasi/informasi merupakan suatu proses penyebaran informasi sehingga informasi tersebut menjadi milik bersama. Oleh karena itu, sistem informasi dan komunikasi pada hakikatnya mengandung makna pendidikan, karena pemilikan bersama suatu norma, ketentuan berita atau pengetahuan tertentu hanya terjadi jika ada proses interaksi. Pada masyarakat informasi, peranan media elektronika sangat memegang peranan penting dan bahkan menentukan corak kehidupan. Penggunaan teknologi elektronika seperti televisi (antena digital), komputer, faksimile, internet, dan lain-lain, telah mengubah lingkungan informasi dari lingkungan yang bercorak lokal dan nasional, kepada lingkungan yang bersifat internasional, mendunia, dan global. Pada era informasi, lewat komunikasi satelit dan komputer, orang memasuki lingkungan informasi dunia. Komputer bukan saja sanggup menyimpan informasi dari seluruh dunia, melainkan juga sanggup mengolahnya dan menghasilkannya secara lisan, tulisan, bahkan visual. Singkatnya, sarana teknologi komunikasi-informasi yang berkembang psat sampai saat ini, memiliki sistem kerja dengan ciri kecanggihannya. Namun perlu untuk diperhatikan, peran media elektronik yang demikian besar telah menggeser agen-agen sosialisasi yang berlangsung secara tradisional, seperti yang dilakukan oleh orang tua, guru, pemerintah, dan sebagainya.
Komputer telah menjadi teman bermain, orang tua yang akrab, guru yang memberikan pesan, juga sewaktu-waktu dapat memberikan jawaban segera terhadap pertanyaan-pertanyaan eksitensial dan mendasar. Kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi-informasi tersebut, pada akhirnya memberikan pengaruh pada kejiwaan dan kepribadian masyarakat. Menurut Abuddin Nata, pada era informasi yang sanggup bertahan hanyalah mereka yang berorientasi ke depan, yang mampu mengubah pengetahuan menjadi kebijakan, dan ciri-ciri lain sebagaimana dimiliki masyarakat modern. Hlm. 101-102
MEREVIEW :
Pada artikel yang berjudul Pendidikan Islam dan Teknologi Komunikasi ini mempunyai kelemahan tidak memiliki data, pendapat metode yang digunakan yaitu dengan literature yang ada, hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa pendapat orang dari beberapa sumber (buku) yang ditunjang dengan data-data dan informasi mengenai hal yang telah dipermasalahkan.
Kesimpulan yang ditarik dari artikel ini sesuai dengan literarure yang telah disebutkan. Adapun sasaran psikologis yang perlu dididik dan dikembangkan secara seimbang, serasi, dan selaras dalam kaitannya dengan pengembangan ilmu dan teknologi ini adalah kemampuan kognitif yang berpusat di otak berupa kecerdasan akal, kemampuan kognitif dan emosi (afektif) yang berpusat di dada (heart), serta kemampuan yang terletak di tangan untuk bekerja. Oleh karena Islam adalah agama yang bersifat rasional, afektif, dan psikomotorik (akal, sikap dan amal), maka sasaran pendidikan Islam tiada lain adalah untuk membangun ketiga komponen penting tersebut.